TINJAUAN FILOSOFIS TERHADAP PERAN ORANG TUA DAN MASYARAKAT

JURNAL

LANDASAN dan PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

TINJAUAN FILOSOFIS TERHADAP PERAN ORANG TUA DAN MASYARAKAT

(disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Landasan dan Problematika Pendidikan, November 2013)

Oleh
CHAYA PEBIYANA
06032681318062

  
Dosen Pengasuh:

1.    Dr. Yosef, M. A
2.    Dr. Edi Harapan, M.Pd


PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013



TINJAUAN FILOSOFIS TERHADAP PERAN ORANG TUA DAN MASYARAKAT
Chaya Pebiyana

Pendahuluan
Dalam pertumbuhannya, filsafat sebagai hasil penilaian para filosof, telah melahirkan berbagai macam pandangan. Adakalanya, beberapa pandangan saling mendukung, dan adakalanya pula berbeda dan saling berlawanan. Perbedaan itu antara lain disebabkan oleh pendekatan yang dipakai berbeda-beda, sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda pula. Dalam filsafat peran orang tua dan masyarakat sangatlah penting dalam pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Manusia sebagai makhluk sempurna. Merupakan Maha karya agung yang dipercaya mengolah dunia. Manusia dibekali dengan berbagai kemampuan. Salah satunya adalah kemampuan berlogika yaitu kemampuan seseorang menarik kesimpulan melalui proses berfikir yang membuahkan pengetahuan.agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran (Suryasumantri, 1990:46).
pengertian orang tua dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan “Orang tua artinya ayah dan ibu.“ (Poerwadarmita, 1987: 688).
Sedangkan dalam penggunaan bahasa Arab istilah orang tua dikenal dengan sebutan Al-walid pengertian tersebut dapat dilihat dalam Alquran surat Lukman ayat 14 yang berbunyi.
Artinya: “Dan kami perintahkan kepada manusia (Berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambahdan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S. Lukman ayat 14)
Banyak dari kalangan para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian orang tua, yaitu menurut Miami yang dikutip oleh Kartini Kartono, dikemukakan “Orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya.“ (Kartono, 1982 : 27).
Filsafat Manusia adalah cabang ilmu filsafat yang secara khusus merefleksikan hakikat atau esensi dari manusia. Filsafat manusia sering juga disebut sebagai antropologi filosofis. Filsafat manusia memiliki kedudukan yang setara dengan cabang - cabang filsafat lainnya seperti etika, epistemologi, kosmologi dll. Akan tetapi filsafat manusia juga memiliki kedudukan yang istimewa, karena semua persoalan filsafat itu berawal dan berakhir tentang pertanyaan mengenai esensi dari manusia. (Suryasumantri, 1990:20).
Berdasarkan uraian diatas, makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai tinjauan filosofis terhadap peran orang tua dan masyarakat

Definisi Filsafat

Menurut (Bakhtiar, 2012) Filososfi brasal dari bahasa Yunani  : philosophia, yang terdiri dari dua kata : philos (cinta) dan shopos (hikmah,kebijaksanaan).Lebh lanjut (Sukmadinata, 2009) secara harfiah filosofis (filsafat) berarti “ cinta akan kebijakan” (love of wisdom).
Filsafat Manusia adalah cabang ilmu filsafat yang secara khusus merefleksikan hakikat atau esensi dari manusia. Filsafat manusia sering juga disebut sebagai antropologi filosofis. Filsafat manusia memiliki kedudukan yang setara dengan cabang - cabang filsafat lainnya seperti etika, epistemologi, kosmologi dll. Akan tetapi filsafat manusia juga memiliki kedudukan yang istimewa, karena semua persoalan filsafat itu berawal dan berakhir tentang pertanyaan mengenai esensi dari manusia. (Suryasumantri, 1990:20).




Filsafat Sebagai Ilmu Tentang Kehidupan Manusia

Kehidupan secara lebih baik merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap manusia dalam kehidupannya. Untuk mencapai hidup secara lebih baik manusia perlu untuk dibentuk atau diarahkan. Pembentukkan manusia itu dapat melalui pendidikan atau ilmu yang mempengaruhi pengetahuan diri dan dunianya, melalui kehidupan sosial, atau polis dan melalui agama (Suryasumantri, 1990:25).
Filsafat bukanlah ilmu positif seperti fisika, matematika, kimia, biologi, tetapi filsafat adalah ilmu kritis yang otonom diluar ilmu - ilmu posistif.
Ada 2 unsur yang diangkat dalam pembentukan manusia :
1. Pengetahuan manusia tentang diri sendiri dan lingkungannya
2. Manusia dalam hubungannya dengan hidup komunitas
Pengetahuan menjadi unsur yang penting dalam usaha membentuk manusia menjadi lebih baik. Dengan pengetahuan yang memadai manusia dapat mengembangkan diri dan hidupnya (Suryasumantri, 1990:33).

Pengertian Orang Tua

Mengenai pengertian orang tua dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan “Orang tua artinya ayah dan ibu.“ (Poerwadarmita, 1987: 688).
Sedangkan dalam penggunaan bahasa Arab istilah orang tua dikenal dengan sebutan Al-walid pengertian tersebut dapat dilihat dalam Alquran surat Lukman ayat 14 yang berbunyi.
Artinya: “Dan kami perintahkan kepada manusia (Berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambahdan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S. Lukman ayat 14)
Banyak dari kalangan para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian orang tua, yaitu menurut Miami yang dikutip oleh Kartini Kartono, dikemukakan “Orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya.“ (Kartono, 1982 : 27).
Maksud dari pendapat di atas, yaitu apabila seorang laki-laki dan seorang perempuan telah bersatu dalam ikatan tali pernikahan yang sah maka mereka harus siap dalam menjalani kehidupan berumah tangga salah satunya adalah dituntut untuk dapat berpikir seta begerak untuk jauh kedepan, karena orang yang berumah tangga akan diberikan amanah yang harus dilaksanakan dengan baik dan benar, amanah tersebut adalah mengurus serta membina anak-anak mereka, baik dari segi jasmani maupun rohani. Karena orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.
Seorang ahli psikologi Ny. Singgih D Gunarsa dalam bukunya psikologi untuk keluarga mengatakan, “Orang tua adalah dua individu yang berbeda memasuki hidup bersama dengan membawa pandangan, pendapat dan kebiasaan- kebiasaan sehari-hari.“ (Gunarsa, 1976 : 27). Dalam hidup berumah tanggga tentunya ada perbedaan antara suami dan istri, perbedaan dari pola pikir, perbedaan dari gaya dan kebiasaan, perbedaan  dari sifat dan tabiat, perbedaan dari tingkatan ekonomi dan pendidikan, serta banyak lagi perbedaan-perbedaan lainya. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat mempengaruhi gaya hidup anak-anaknya,  sehingga akan memberikan warna  tersendiri dalam keluarga. Perpaduan dari kedua perbedaan yang terdapat pada kedua orang tua ini akan mempengaruhi kepada anak-anak yang dilahirkan dalam keluarga tersebut.
Pendapat yang dikemukakan oleh Thamrin Nasution adalah “Orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu.” (Nasution:1986 : 1). Seorang bapak atau ayah dan ibu dari anak-anak mereka tentunya memiliki kewajiban yang penuh terhadap keberlangsungan hidup bagi anak-anaknya, karena anak memiliki hak untuk diurus danan dibina  oleh orang tuanya hingga beranjak dewasa.
Berdasarkan Pendapat-pendapat para ahli yang telah diurarakan di atas dapat diperoleh pengertian bahwa orang tua memiliki tanggung jawab dalam membentuk serta membina anak-anaknya baik dari segi psikologis maupun pisiologis. Kedua orang tua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mendidik anaknya agar dapat menjadi generasi-generasi yang sesuai dengan tujuan hidup manusia.

Tugas dan Peran Orang Tua

Setiap orang tua dalam menjalani kehidupan berumah tangga tentunya memiliki tugas dan peran yang sangat penting, ada pun tugas dan peran orang tua terhadap anaknya dapat dikemukakan sebagai berikut. (1). Melahirkan, (2). Mengasuh, (3). Membesarkan, (4). Mengarahkan menuju kepada kedewasaan serta menanamkan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku. Disamping itu juga harus mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri anak, memberi teladan dan mampu mengembangkan pertumbuhan pribadi dengan penuh tanggung jawab dan penuh kasih sayang. Anak-anak yang tumbuh dengan berbagai bakat dan kecenderungan masing-masing adalah karunia yang sangat berharga, yang digambarkan sebagai perhiasan dunia. Sebagaimana Firman Allah Swt dalam Alquran surat Al-Kahfi ayat 46. Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amanah-amanah yang kekal lagi soleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS. Al-Kahfi ayat 46).
Orang tua yang tidak memperdulikan anak-anaknya, orang tua yang tidak memenuhi tugas-tugasnya sebagai ayah dan ibu, akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup anak-anaknya. Terutama peran seorang ayah dan ibu adalah memberikan pendidikan dan perhatian terhadap anak-anaknya. Sebagaimana dikemukakan, “Perkembangan jiwa dan sosial anak yang kadang-kadang berlangsung kurang mantap akibat orang tua tidak berperan selayaknya. Naluri kasih sayang orang tua terhadap anaknya tidak dapat dimanifestasikan dengan menyediakan sandang, pangan, dan papan secukupnya. Anak-anak memerlukan perhatian dan pengertian supaya tumbuh menjadi anak yang matang dan dewasa.”(Depdikbud, 1993 : 12 ).
Dari beberapa dikemukakan para ahli di atas dapat dipahami bahwa banyak hal yang harus dilakukan oleh orang tua dalam melakukan tugas serta peran mereka sebagai orang tua, yaitu harus respek terhadap gerak-gerik anaknya serta memberikan kebebasan pribadi dalam mengembangkan bakat serta menggali potensi yang ia miliki, orang tua dalam menjalani rumah tangga juga harus dapat menciptakan rumah tangga yang nyaman, sakinah serta mawaddah sehingga dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada anak-anaknya, orang tua harus memiliki sikap demokratis. Ia tidak boleh memaksakan kehendak sehingga anak akan menjadi korban, ia harus betul-betul mengerti, memahami, serta memberikan kasih sayang dan perhatian yang penuh. Orang tua yang tidak memenuhi peran dan tidak menjalankan tugas tugasnya seperti apa yang di jelaskan di atas, maka anak-anak hidupnya menjadi terlantar, ia akan mengalami kesulitan dalam menggali potensi  dan bakat yang ia miliki

Kewajiban  Orang Tua Terhadap anak

Kewajiban orang tua yang harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh adalah memenuhi hak-hak anak. Hak-hak anak sangatlah banyak di antaranya adalah sebagai berikut: 
1. Hak Nasab
“Nasab adalah hubungan darah antara seorang anak dengan ayah dan ibu, karena sebab-sebab yang sah menurut syara’, yaitu jika si anak dilahirkan atas dasar perkawinan dan dalam kandungan tertentu yang oleh syara’ diakui keabsahannya. Dengan demikian, setiap anak yang lahir langsung dinasabkan kepada ayahnya untuk lebih menguatkan perkawinan kedua orang tuanya.’’(Khairiyah Husen, 1994 : 57)
2. Hak Pemeliharaan
Anak berhak mendapatkan asuhan, yaitu memperoleh pendidikan dan pemeliharaan untuk mengurus makan, minum, pakaian dan kebersihan si anak pada priode kehidupan pertama (sebelum ia dewasa). Yang dimaksud dengan pemeliharaan di sini dapat berupa pengawasan dan penjagaan terhadap keselamatan jasmani dan rohani, anak dari segala macam bahanya yang mungkin dapat menimpanya agar tumbuh secara wajar. Anak juga membutuhkan pelayanan yang penuh kasih sayang dan pemenuhan kebutuhan tempat tinggal dan pakaian. Oleh karena itu, pada usia balita seorang anak belum mempunyai kemampuan, sehingga kehidupan mereka sangat tergantung pada orang lain yang dewasa, yaitu ibu dan bapaknya.
3. Hak Mendapatkan Nafkah
Anak berhak mendapatkan nafkah, yaitu pemenuhan kebutuhan pokok. Nafkah terhadap anak adalah untuk kelangsungan hidup dan pemiliharaan kesejahtraannya. Dengan demikian, anak terhindar dari kesengsaraan hidup di dunia karena mendapatkan kasih sayang orang tuanya melalui pemberian nafkah tersebut. Hak mendapatkan nafkah merupakan akibat dari nasab, yaitu nasab seorang anak terhadap ayahnya menjadikan anak berhak mendapatkan nafkah dari ayahnya.
4. Hak Mendapatkan Pendidikan
Orang tua memiliki kewajiban untuk memenuhi hak pendidikan atas anaknya. Dengan pendidikan, anak akan dapat mengembangkan potensi-potensi dan bakat yang ada pada dirinya. Sehingga ia akan menjadi generasi-generasi yang kuat, kuat dari faktor psikologis maupun fisiologis. Seorang anak merupakan  generasi penerus dari generasi sebelumnya.Setiap generasi ke generasi akan memiliki pengaruh yang ditimbulkan dari generasi sebelumnya.

Peran dan Fungsi Orang Tua Sebagai Pendidik yang Pertama dan Utama
Dalam upaya melindungi keselamatan anak, orang tua perlu melakukan pembinaan-pembinaan agar dapat mencapai kehidupan yang lebih sempurna, pembinaan tersebut antara lain:
1. Membina Pribadi Anak
Orang tua adalah pembinaan pribadi yang pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh itu. Sikap anak terhadap guru agama dan pendidikan agama di sekolah sangat dipengaruhi oleh sikap orang tuanya terhadap agama dan guru agama khususnya
2. Membentuk kebiasaan
peranan pembisaan, pengajaran dan pendidikan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak akan menemukan tauhid yang murni, keutamaan-keutamaan budi pekerti, spiritual dan etika agama yang lurus. Zakiyah Daradjat berpendapat, “Tidak dapat dipungkiri betapa pentingnya pendekatan agama Islam dalam rangka membangun manusia seutuhnya. Tidak dapat dibayangkan membangun manusia tanpa agama. Kenyataan membuktikan bahwa dalam masyarakat yang kurang mengindahkan agama (atau bahkan anti agama), perkembangan manusianya pincang. Hal ini berlaku di negara-negara berkembang maupun di negara maju. Ilmu pengetahuan tinggi, tapi akhlaknya rendah. Kebahagiaan hidup tidaklah mudah dicapainya. Agama menjadi penyeimbang, penyelaras dalam diri manusia sehingga dapat mencapai kemajuan lahiriyah dan kebahagiaa rohaniyah.” (Daradjat, 1995 : 65).
Lingkungan Masyarakat

           Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam proses pembentukan kepribadian anak-anak sesuai dengan keberadaannya. Lingkungan masyarakat akan memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam diri anak, apabila diwujudkan dalam proses dan pola yang tepat. Tidak semua ilmu pengetahuan, sikap, ketrampilan maupun performans dapat dikembangkan oleh sekolah ataupun dalam keluarga. Karena keterbatasan dana dan kelengkapan lembaga tersebut. Kekurangan yang dirasakan akan dapat diisi dan dilengkapi oleh lingkungan masyarakat dalam membina pribadi anak didik atau individual secara utuh dan terpadu. Pendidikan dalam masyarakat akan berfungsi sebagai:
1.    Pelengkap (complement)
2.    Pengganti (substitute)
3.    Tambahan (supplement) terhadap pendidikan yang diberikan oleh lingkungan yang lain.
           Dalam masyarakat akan dapat dikembangkan bermacam-macam aktivitas yang bersifat pendidikan oleh bermacam-macam instansi maupun jabatan dan lembaga pendidikan maupun nonpendidikan. Kegiatan pendidikan yang berfungsi sebagai pelengkap perkembangan kepribadian individu secara individual maupoun kelompok ialah kegiatan pendidikan yang berorienytasi melengkapi kemampuan, ketrampilan, kognitif maupun performans seseorang. Sebagai akibat belum mantapnya apa yang telah mereka terima pada sekolah atau dalam keluarga (budimanta & Rudianto, 2008:7)




Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan:
1.    Filsafat Manusia adalah cabang ilmu filsafat yang secara khusus merefleksikan hakikat atau esensi dari manusia
2.    Pembentukkan manusia itu dapat melalui pendidikan atau ilmu yang mempengaruhi pengetahuan diri dan dunianya, melalui kehidupan sosial, atau polis dan melalui agama
3.    Orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya
4.    Tugas dan peran orang tua terhadap anaknya dapat dikemukakan sebagai berikut. (1). Melahirkan, (2). Mengasuh, (3). Membesarkan, (4). Mengarahkan menuju kepada kedewasaan serta menanamkan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku. Disamping itu juga harus mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri anak, memberi teladan dan mampu mengembangkan pertumbuhan pribadi dengan penuh tanggung jawab dan penuh kasih sayang.
5.    Kewajiban orang tua yang harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh adalah memenuhi hak-hak anak seperti : Hak Nasab, Hak Pemeliharaan, Hak Mendapatkan Nafkah, Hak Mendapatkan Pendidikan
6.    Peran dan fungsi orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama yaitu: Membina Pribadi Anak, Membentuk kebiasaan
7.    Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam proses pembentukan kepribadian anak-anak sesuai dengan keberadaannya. Lingkungan masyarakat akan memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam diri anak, apabila diwujudkan dalam proses dan pola yang tepat karena Pendidikan dalam masyarakat akan berfungsi sebagai: Pelengkap (complement), Pengganti (substitute), Tambahan (supplement) terhadap pendidikan yang diberikan oleh lingkungan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Budimanta, Rudianto. 2008. Metode dan Teknik Pengelolaan Community Development. Jakarta: Indonesia Center For Sustainable Development.

Hoogvelt, Ankie. 1995. Sosiologi Masyarakat sedang berkembang. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suriasumantri, Jujun S.  1990. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Enoch. Jusuf. 1992. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. Jakarta: :Bumi Aksara.




Teknologi Pendidikan dalam Peningkatan Mutu Aplikasi Pendidikan

Teknologi Pendidikan dalam Peningkatan Mutu Aplikasi Pendidikan

 (disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Dasar-dasar Teknologi Pendidikan dan dipresentasikan pada hari Senin, 25 November 2013)

Oleh
CHAYA PEBIYANA
06032681318062



Dosen Pengampu:

1.    Prof.Dr.H.Fuad Abd.Rachman, M.Pd
2.    Dr. L.R.Retno Susanti M.Hum


PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Berdasarkan UU RI No. 20 Thn 2013 Tentang SISDIKNAS Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa.
       Menurut John Dewey dalam naufal hakim Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup (John Dewey dalam naufal hakim, 2013: 1)
Teknologi pendidikan yang merupakan bagian dari pendidikan, yang berkepentingan dengan segala aspek pemecahan masalah belajar manusia melalui proses yang rumit dan saling berkaitan, juga ikut serta berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui cara-cara yang berbeda.
Teknologi pendidikan memiliki potensi untuk mengatasi permasalahan tersebut, oleh karena itu perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya dengan mengatasi masalah belajar siswa yang pada umumnya adalah sulit mempelajari konsep yang abstrak, sulit membayangkan peristiwa yang telah lalu, sulit mengamati obyek yang terlalu kecil atau terlalu besar, sulit memperoleh pengalaman langsung, sulit memahami pelajaran yang diceramahkan, sulit memahami konsep yang rumit, terbatasnya waktu untuk belajar, selain itu sikap pasif dan kurang minatnya peserta didik juga menjadi faktor rendahnya mutu pendidikan (Miarso, 2011: 554).
Berdasarkan hal tersebut di atas, nampaknya peningkatan mutu pendidikan perlu diarahkan berdasarkan pendekatan teknologi pendidikan, yang mampu mewujudkan peningkatan mutu pendidikan. Karena pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu strategi yang digunakan untuk menganalisis, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola usaha pemecahan masalah belajar yang dihadapi setiap individu, dengan memanfaatkan berbagai macam recources (Miarso, 2011: 556).
Rumusan Masalah
1.    Peningkatan mutu aplikasi pendidikan dalam teknologi pendidikan.

Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui peningkatan mutu pendidikan berdasarkan aplikasi teknologi pendidikan.
PEMBAHASAN
Definisi Aplikasi Teknologi Pendidikan
Ditinjau dari pendekatan pendidikan, teknologi pendidikan adalah suatu proses yang bersistem dalam usaha mendidikan atau membelajarkan. Dalam proses yang bersistem ini kemungkinan besar digunakan teknologi pendidikan sebagai produk (Miarso 2007: 76).
Berdasarkan UU RI No. 20 Thn 2013 Tentang SISDIKNAS Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa aplikasi teknologi sebagai penerapan dari suatu disiplin ilmu yang membahas proses dalam usaha mendidik atau membelajarkan, dan dalam proses mendidik atau membelajarkan tersebut kemungkinan besar menggunakan teknologi.
Pengertian Mutu Pendidikan
Mutu dalam konteks “hasil belajar” mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap waktu cawu, akhir semester, akhir tahun, 5 tahun bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (studens achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis (misalnya ulangan umum, Ebta, Ebtanas). Dapat pula prestasi di suatu cabang olah raga, seni atau keterampilan tambahan tertentu misalnya: computer, beragam jenis teknik, jasa. Bahkan seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan dan lain sebagainya (Depdiknas: 2003).
Konsep tentang peningkatan mutu pendidikan juga diartikan secara berbeda-beda, tergantung pada situasi dan kondisi. Secara konseptual kriteria mutu itu dikategorikan ke dalam lima hal, yaitu kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efesiensi, dan produktivitas (Miarso, 2011: 516).
Dari uraian di atas di dapat simpulan bahwa mutu pendidikan adalah tingkat keunggulan hasil kerja dalam pendidikan baik yang berupa proses pendidikan maupun dalam hasil pendidikan. Dari pengertian aplikasi teknologi pendidikan dan pengertian peningkatan mutu pendidikan di atas, dapat dikatakan bahwa aplikasi teknologi pendidikan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah penerapan teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu yang membahas proses mendidik atau membelajarkan tersebut kemungkinan besar menggunakan teknologi sebagai upaya peningkatan keunggulan hasil kerja dalam bidang pendidikan baik yang berupa proses pendidikan maupun berupa hasil pendidikan.
Menurut Miarso dalam Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (2011) beberapa pedoman umum dalam aplikasi teknologi pendidikan dan implemasinya:
1)    Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang psikologi, komunikasi, manajemen, rekayasa dan lain-lain.
2)    Memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan serampak, dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling kaitan di antaranya.
3)    Digunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan masalah belajar.
4)    Tumbuhnya daya lipat atau efek sinergi, dimana penggabungan pendekatan dan atau unsur mempunyai nilai-nilai lebih dari sekedar penjumlahan. Demikian pula pemecahan secara menyeluruh dan serempak akan mempunyai nilai lebih daripada memecahkan masalah secara terpisah (Miarso, 2007: 78).
Peningkatan Mutu pendidikan dalam aplikasi teknologi pendidikan tidak terlepas dari :
Siapa saja dan dengan cara yang sangat bervariasi dan fleksibel, tergantung kepada situasi dan kondisi sekolah dan guru yang bersangkutan. (Prawiradilaga dan Siregar, 2008: 311). Terdiri dari :
·        Pola pemanfaatan di Lab Komputer
Bagi sekolah yang telah memiliki fasilitas laboratorium komputer yang tersambung ke internet, dapat memanfaatkan situs ini di lab. Situs ini dapat diakses secara bersama-sama dalam bentuk klasikal ataupun individual di lab dengan bimbingan guru.
·        Pola pemanfaatan di Kelas
Apabila sekolah belum memiliki lab komputer, namun mempunyai sebuah LCD proyektor dan sebuah komputer yang tersambung ke internet, maka pemanfaatan situs ini dapat dilakukan dengan cara presentasi di depan kelas. Bahan belajar yang ada pada edukasi.net akan menjadi bahan pengayaan proses pembelajaran tatap muka di kelas, sesuai dengan topik yang dibahas pada saat itu.
·        Pola penugasan
Untuk sekolah yang belum memiliki sambungan internet, dapat memanfaatkan situs ini dengan pola penugasan. Siswa dapat mengakses internet pada tempat-tempat yang menyediakan jasa layanan internet, misalnya warnet, di rumah, ataupun tempat lainnya.
·        Pola pemanfaatan individual
Di luar itu semua siswa di beri kebebasan untuk memanfaatkan dan mengeksplor seluruh materi yang ada pada EdukasiNet, baik yang berupa bahan belajar, pengetahuan populer dan fasilitas komunikasi secara individual. Pemanfaatannya bisa dilakukan di rumah, bagi siswa yang memiliki komputer yang tersambung ke internet atau dilakukan di Warnet..
·        Kondisi sekolah dan guru yang bersangkutan untuk kelancaran proses belajar mengajar dikelas.
*      Siswa dan guru dapat memperoleh sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum.
*      Guru dan siswa atau siswa dengan siswa lainnya dapat melakukan dikusi melalui forum diskusi.
*      Guru dan siswa saling dapat bertukar informasi melalui mailing list.
*      Guru dan siswa dapat mendownload materi pelajaran yang diperlukan.
·        Menggunakan Sumber belajar yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja  dengan internet pengalaman dengan pengguna lainnya melalui fasilitas forum, berita dan lain-lain (Prawiradilaga dan Siregar, 2008: 311).
Contohnya Hampir semua kelas telah dilengkapi komputer dan peralatan ICT yang lain. Rasio ketersediaan komputer dan jumlah sisiwa disekolah asalah 1:5 untuk jenjang SMU dan 1:7 untuk SMP, dan 1:10 untuk SD. Semua sekolah memiliki tingkat akses internet dengan kecepatan yang tinggi dan bandwith  33% guru dilatih setiap tahun oleh guru yang dudah memilki sertifikat ICT.
·        Sesuai dengan Kurikulum yang berlaku.
Hingga saat ini belum ada kurikulum ICT resmi untuk jenjang pendidkan dasar dan menengah, karena hingg saat ini pengembangan kurikulum tersebut yang dilakukan oleh pihak yang berkompeten yaitu Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas belum juga selesai.

Kesimpulan
Kecepatan perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi di dunia yang tidak dapat diperkirakan ditanggapi positif oleh dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh Departemen yang menangani masalah pendidikan. Salah satunya adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan dan bagaimana pemanfaatan teknologi dalam pendidikan yang diharapkan mampu memberikan informasi praktis tentang pengetahuan baik terhadap siswa maupun kepada guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai guru profesional.
Kemajuan Teknologi Infornasi dan Komunikasi memberikan banyak peluang bagi pendidikan untuk berkembang. Pendalaman materi-materi pelajaran di sekolah yang biasanya menggunakan buku dapat dilakukan dengan alternatif lain yaitu lewat intenet. Aplikasi teknologi pendidikan dalam hal ini berbasis internet diharapkan mampu meningkatan mutu pembelajaran sehingga pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.



Daftar Pustaka                                                                                  
Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Penerbit Kencana & UNJ: Jakarta.
Prawiradilaga, Dewi S, dkk. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Penerbit Kencana & UNJ: Jakarta
Prawiradilaga, Dewi S. 2012. Wawasan Teknologi Pendidikan. Penerbit Kencana & UNJ: Jakarta.






APLIKASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PENDIDIKAN



APLIKASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PENDIDIKAN
 (Landasan Ilmiah Teknologi Pendidikan)

(disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Dasar-dasar Teknologi Pendidikan dan dipresentasikan pada hari Senin, 16 Desember 2013)

Oleh
CHAYA PEBIYANA
06032681318062

Dosen Pengampu:
1.      Prof. Dr. H. Fuad Abd. Rachman, M.Pd.
2.      Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc.
3.      Dr. L. R. Retno Susanti, M.Hum.

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum, teknologi dirumuskan sebagai, “technology is, simply, the application of knowladge to solve problems or invent useful tools” seperti tercantum dalam http://www.yourdictionary.com/library/ref-erence/word-definition-of-technology.html. adapun dari situs Wikipedia, the free encyclopedia teknologi diartikan sebagai, “is the usage and knowladge of tools, techniques, crafts, systems or methods of organization”. Dari kedua definisi ini, ternyata teknologi dipersepsikan sebagai pengetahuan untuk memecahkan masalah dalam bentuk peralatan, teknik, kerajinan. Selain itu, teknologi juga berarti sistem atau metode dari suatu organisasi. (Prawiradilaga, 2012:15)
Teknologi dapat ditemukan dimana saja dan tujuan ditemukannya teknologi juga untuk membantu memecahkan masalah manusia. Makin maju suatu masyarakat makin banyak teknologi yang dikembangkan dan digunakan. Teknologi itu pada hakikatnya adalah bebas nilai, namun penggunaannya akan sarat dengan aturan nilai dan estetika (Miarso, 2009).
Teknologi Pendidikan adalah memecahkan masalah belajar dan bekerja sebagai proses, adapun proses itu sendiri merupakan kegiatan yang tidak berawal dan tidak berakhir, ini menyatakan bahwa pemecahan masalah tersebut tercemin dalam rumusan sumber belajar (learning resorces) yang dikaji secara ilmiah melalui prosedur pengembangan (Development functions) dan dikelola dengan baik agar mudah dimanfaatkan atau diakses oleh peserta didik (Prawiradilaga, 2012:28)
Dalam rangka meningkatkan produktivitas pendidikan, sekolah-sekolah harus merespon perkembangan dunia. Teknologi yang semakin canggih yang menyediakan segudang ilmu pengetahuan yang baru dan lama. Pembelajaran disekolah perlu menggunakan serangkaian peralatan elektronik yang mampu bekerja lebih efektif dan efisien. Walaupun demikian, peran guru masih tetap dibutuhkan dikelas, guru berperan sebagai motivator, desainer, pembimbing dan bagaimana memanfaatkan teknologi untuk mengatasi masalah  belajar agar belajar lebih efektif, lebih efisien. Teknologi pendidikan seringkali diasumsikan dalam persepsi yang mengarah pada masalah elektronika padahal konsep teknologi mengandung pengertian yang luas, untuk itu dalam tulisan ini akan dibahas mengenai aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan.
B. Permasalahan
Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan.
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Teknologi Pendidikan
Teknologi Pendidikan adalah memecahkan masalah belajar dan bekerja sebagai proses, adapun proses itu sendiri merupakan kegiatan yang tidak berawal dan tidak berakhir, ini menyatakan bahwa pemecahan masalah tersebut tercemin dalam rumusan sumber belajar (learning resorces) yang dikaji secara ilmiah melalui prosedur pengembangan (Development functions) dan dikelola dengan baik agar mudah dimanfaatkan atau diakses oleh peserta didik (Prawiradilaga, 2012:28)
Teknologi pendidikan merupakan konsep yang kompleks, dapat dikaji dari berbagai segi dan kepentingan. Kecuali itu teknologi pendidikan sebagai suatu bidang kajian ilmiah, senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang mendukung dan mempengaruhinya (Miarso, 2009).
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas konsep teknologi pendidikan dapat disimpulkan merupakan suatu teknik atau proses, penerapan pengetahuan, untuk memecahkan masalah belajar sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang mendukung serta mempengaruhinya untuk memecahkan masalah pendidikan.
B. Produktivitas Pendidikan
Menurut yang tercantum dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Produktivitas.  Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input). Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optima (Herjanto, E. 2007. Manajemen Operasi. Jakarta: Grasindo ). Produktivitas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu industri atau UKM dalam menghasilkan barang atau jasa. Sehingga semakin tinggi perbandingannya, berarti semakin tinggi produk yang dihasilkan. Ukuran-ukuran produktivitas bisa bervariasi, tergantung pada aspek-aspek output atau input yang digunakan sebagai agregat dasar, misalnya: indeks produktivitas buruh, produktivitas biaya langsung, produktivitas biaya total, produktivitas energi, produktivitas bahan mentah, dan lain-lain (Budiwati, S.I. 1985. Aplikasi Model Perilaku pada Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Industri. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. http://repository.ipb.ac.id).
Seperti yang tercantum dalam siklus produktivitas:
Siklus produktivitas merupakan salah satu konsep produktivitas yang membahas upaya peningkatan produktivitas terus-menerus. Ada empat tahap sebagai satu siklus yang saling terhubung dan tidak terputus (Gaspersz, V. 2000. Manajemen Produktivitas Total. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama).
  1. Pengukuran
  2. Evaluasi
  3. Perencanaan
  4. Peningkatan
Produktivitas yang diperhitungkan hanya produk bagus yang dihasilkan saja, jika suatu work center banyak mengeluarkan barang cacat dapat dikatakan work center tersebut tidak produktif. Keempat kegiatan tersebut sudah menjadi dasar industri dalam melakukan peningkatan produktivitas. Siklus produktivitas digunakan sebagai dasar perbaikan masalah produksi terutama pada skala industri (http://id.wikipedia.org/wiki/Produktivitas).
Begitu juga Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses perencanaan, penataan dan pendayagunaan sumber daya untuk merealisasikan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Sejauh mana pencapaian produktivitas pendidikan dapat dilihat dari out put pendidikan yang berupa prestasi, serta proses pendidikan yang berupa suasana pendidikan. Prestasi dapat dilihat dari masukan yang merata, jumlah tamatan yang banyak, mutu tamatan yang tinggi, relevansi yang tinggi dan dari sisi ekonomi yang berupa penyelenggaraan penghasilan. Sedangkan proses atau suasana tampak dalam kegairahan belajar, dan semangat kerja yang tinggi serta kepercayaan dari berbagai pihak. Satu hal yang perlu disadari adalah bahawa produktivitas pendidikan harus dimulai dari menata /SDM tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Hal kedua adalah bahwa penataan SDM harus dilaksanakan dengan prinsip efektivitas dan efisiensi karena efektifitas dan efisiensi adalah kriteria dan ukuran yang mutlak bagi produktivitas pendidikan.
C. Upaya Meningkatkan Produktivitas Pendidikan
Menurut Miarso (2009), dalam meningkatkan produktivitas pendidikan, ada tiga hal yang dapat dilakukan, yaitu :
1.    Memperlaju penahapan belajar
2.    Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik
3.    Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat lebih banyak membina dan mengembangkan kegiatan belajar anak didik.
Adapun Upaya yang dapat dilakukan untuk Meningkatkan Produktivitas Pendidikan, diantaranya melakukan penataan SDM dengan semangat efektivitas dan efisiensi lewat upaya pemberdayaan tenaga pendidik dan kependidikan. Upaya pemberdayaan tersebut antara lain :
§  memperbaiki sikap kerja, yaitu kesadaran dan kesediaan menepati dan memenuhi jam kerja, tata tertib kerja, termasuk menerima tambahan tugas dan bekerja dalam satu tim.
§  hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan kerja yang tercermin dalam usaha bersama untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (Quality Control Circle).
§  manajemen produktivitas, yaitu manajemen yang efesien mengenai sumber dan system kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas, efesiensi tenaga kerja, pembagian tugas dan penempatan bidang tugas yang pas dengan kemampuannya
menurut Muchdarsyah (dalam Yuli Tri Cahyono dan Lestiyana Indira M, 2007: 227) menyebutkan bahwa yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja adalah sebagai berikut:
1.    Tenaga kerja
Kenaikan sumbangan tenaga kerja pada produktivitas adalah karena adanya tenaga kerja yang lebih sehat, lebih terdidik dan lebih giat. Produktivitas dapat meningkat karena hari kerja yang lebih pendek. Imbalan dari pengawas dapat mendorong karyawan lebih giat dalam mencapai prestasi. Dengan demikian jelas bahwa tenaga kerja berperan penting dalam produktivitas.
2.    Seni serta ilmu manajemen
Manajemen adalah faktor produksi dan sumberdaya ekonomi, sedangkan seni adalah pengetahuan manajemen yang memberikan kemungkinan peningkatan produktivitas. Manajemen termasuk perbaikan melalui penerapan teknologi dan pemanfaatan pengetahuan yang memerlukan pendidikan dan penelitian.
3.    Modal
Modal merupakan landasan gerak suatu usaha perusahaan, karena dengan modal perusahaan dapat menyediakan peralatan bagi manusia yaitu untuk membantu melakukan pekerjaan dalam meningkatkan produktivitas kerja. Fasilitas yang memadai akan membuat semangat kerja bertambah secara tidak langsung produktivitas kerja dapat meningkat.

Dari definisi upaya meningkatkan produktivitas pendidikan dapat disimpulkan kondisi utama karyawan yang semakin penting dan menentukan tingkat produktivitas karyawan yaitu pendidikan dan pelatihan, motivasi, disiplin, ketrampilan, tingkat penghasilan, lingkungan dan iklim kerja, penguasaan peralatan. Dengan harapan agar karyawan semakin gairah dan mempunyai semangat dalam bekerja dan akhirnya dapat mempertinggi mutu pekerjaan, meningkatkan produksi dan produktivitas kerja
D. Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan
Adapun salah satu contoh aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan tersebut diantaranya adalah melalui pembelajaran berbasi internet yang dinamakan, e-learning. E-Learning menjadi salah satu alternatif pembelajaran karena keunggulan yang dimilikinya
.
Manfaat yang bisa dinikmati dari e-learning:
1.    Fleksibilitas. Jika pembelajaran konvensional di kelas mengharuskan siswa untuk hadir di kelas pada jam-jam tertentu (seringkali jam ini bentrok dengan kegiatan rutin siswa), maka e-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses pelajaran.
2.    E-learning memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk memegang kendali atas kesuksesan belajar masing-masing, artinya pembelajar diberi kebebasan untuk menentukan kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan bagian mana dalam satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu.. Jika ia mengalami kesulitan untuk memahami suatu bagian, ia bisa mengulang-ulang lagi sampai ia merasa mampu memahami. Seandainya, setelah diulang masih ada hal yang belum ia pahami, pembelajar bisa menghubungi instruktur, nara sumber melalui email atau ikut dialog interaktif pada waktu-waktu tertentu.
3.    E-learning bisa memberikan manfaat yang optimal jika beberapa kondisi berikut terpenuhi. Sebelum memutuskan untuk mengikuti e-learning, perlu menentukan tujuan belajar, sehingga bisa memilih topik, modul, lama belajar, biaya, dan sarana belajar secara elektronik yang sesuai. Menurut Allan J. Henderson, e-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi komputer, atau biasanya Internet (The e-learning Question and Answer Book, 2003).
E-laerning menyadari bahwa di Internet dapat ditemukan berbagai informasi dan informasi itu dapat diakses secara lebih mudah, kapan saja dan dimana saja, maka pemanfaatan Internet menjadi suatu kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna Internet bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara yang sangat mudah melalui teknik e-moderating yang tersedia di Internet. Tersedianya fasilitas e-Moderating dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas Internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui Internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari; Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di Internet secara lebih mudah. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui Internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
KESIMPULAN
1.    Teknologi dipersepsikan sebagai pengetahuan untuk memecahkan masalah dalam bentuk peralatan, teknik, kerajinan. Selain itu, teknologi juga berarti sistem atau metode dari suatu organisasi.
2.    Teknologi pendidikan merupakan suatu teknik atau proses, penerapan pengetahuan, untuk memecahkan masalah belajar sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang mendukung serta mempengaruhinya untuk memecahkan masalah pendidikan.
3.    Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses perencanaan, penataan dan pendayagunaan sumber daya untuk merealisasikan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Sejauh mana pencapaian produktivitas pendidikan dapat dilihat dari out put (lulusan) dan input (kepercayaan dari berbagai pihak).
4.    Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan tersebut diantaranya adalah melalui pembelajaran berbasi internet yang dinamakan, e-learning.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi S, Prawiradilaga dan Evelin Siregar. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana
Nasution. 2010. Teknologi Pendidikan. Jakarta : PT.Bumi Aksara
Seels, Barbara B. and Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran : Definisi dan Kawasannya. Terjemahan. Jakarta : IPTPI
http://eprints.uny.ac.id/8771/3/BAB%202%20-08404244003.pdf