TINJAUAN FILOSOFIS TERHADAP PERAN ORANG TUA DAN MASYARAKAT
JURNAL
LANDASAN dan PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
TINJAUAN FILOSOFIS TERHADAP PERAN ORANG TUA DAN MASYARAKAT
(disusun
untuk memenuhi tugas perkuliahan Landasan dan Problematika Pendidikan, November 2013)
Oleh
CHAYA
PEBIYANA
06032681318062
Dosen
Pengasuh:
1.
Dr. Yosef, M. A
2.
Dr. Edi Harapan, M.Pd
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
TINJAUAN
FILOSOFIS TERHADAP PERAN ORANG
TUA DAN MASYARAKAT
Chaya Pebiyana
Pendahuluan
Dalam
pertumbuhannya, filsafat sebagai hasil penilaian para filosof, telah melahirkan
berbagai macam pandangan. Adakalanya, beberapa pandangan saling mendukung, dan
adakalanya pula berbeda dan saling berlawanan. Perbedaan itu antara lain
disebabkan oleh pendekatan yang dipakai berbeda-beda, sehingga menghasilkan
kesimpulan yang berbeda pula. Dalam filsafat peran orang tua dan masyarakat
sangatlah penting dalam pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Manusia
sebagai makhluk sempurna. Merupakan Maha karya agung yang dipercaya mengolah
dunia. Manusia dibekali dengan berbagai kemampuan. Salah satunya adalah
kemampuan berlogika yaitu kemampuan seseorang menarik kesimpulan melalui proses berfikir yang membuahkan
pengetahuan.agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar
kebenaran (Suryasumantri,
1990:46).
pengertian
orang tua dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan “Orang tua artinya ayah
dan ibu.“ (Poerwadarmita, 1987: 688).
Sedangkan
dalam penggunaan bahasa Arab istilah orang tua dikenal dengan sebutan Al-walid pengertian tersebut dapat dilihat
dalam Alquran surat Lukman ayat 14 yang berbunyi.
Artinya: “Dan kami perintahkan kepada manusia
(Berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambahdan menyapihnya dalam dua tahun,
bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.” (Q.S.
Lukman ayat 14)
Banyak
dari kalangan para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian orang
tua, yaitu menurut Miami yang dikutip oleh Kartini Kartono, dikemukakan “Orang
tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk
memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya.“
(Kartono, 1982 : 27).
Filsafat Manusia adalah cabang ilmu filsafat yang secara khusus
merefleksikan hakikat atau esensi dari manusia. Filsafat manusia sering juga
disebut sebagai antropologi filosofis. Filsafat manusia memiliki kedudukan yang
setara dengan cabang - cabang filsafat lainnya seperti etika, epistemologi,
kosmologi dll. Akan tetapi filsafat manusia juga memiliki kedudukan yang
istimewa, karena semua persoalan filsafat itu berawal dan berakhir tentang
pertanyaan mengenai esensi dari manusia. (Suryasumantri, 1990:20).
Berdasarkan
uraian diatas, makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai tinjauan
filosofis terhadap peran orang
tua dan masyarakat
Definisi Filsafat
Menurut (Bakhtiar, 2012) Filososfi brasal dari bahasa
Yunani : philosophia, yang terdiri dari dua kata : philos (cinta) dan shopos (hikmah,kebijaksanaan).Lebh
lanjut (Sukmadinata, 2009) secara harfiah filosofis (filsafat)
berarti “ cinta akan kebijakan” (love of
wisdom).
Filsafat Manusia adalah cabang ilmu filsafat yang secara khusus
merefleksikan hakikat atau esensi dari manusia. Filsafat manusia sering juga
disebut sebagai antropologi filosofis. Filsafat manusia memiliki kedudukan yang
setara dengan cabang - cabang filsafat lainnya seperti etika, epistemologi,
kosmologi dll. Akan tetapi filsafat manusia juga memiliki kedudukan yang
istimewa, karena semua persoalan filsafat itu berawal dan berakhir tentang
pertanyaan mengenai esensi dari manusia. (Suryasumantri, 1990:20).
Filsafat Sebagai Ilmu Tentang
Kehidupan Manusia
Kehidupan secara lebih baik merupakan tujuan yang ingin dicapai
oleh setiap manusia dalam kehidupannya. Untuk mencapai hidup secara lebih baik
manusia perlu untuk dibentuk atau diarahkan. Pembentukkan manusia itu dapat
melalui pendidikan atau ilmu yang mempengaruhi pengetahuan diri dan dunianya,
melalui kehidupan sosial, atau polis dan melalui agama (Suryasumantri, 1990:25).
Filsafat bukanlah ilmu positif seperti fisika, matematika, kimia,
biologi, tetapi filsafat adalah ilmu kritis yang otonom diluar ilmu - ilmu
posistif.
Ada 2 unsur yang diangkat dalam pembentukan manusia :
1. Pengetahuan manusia tentang diri sendiri dan lingkungannya
2. Manusia dalam hubungannya dengan hidup komunitas
Pengetahuan menjadi unsur yang penting dalam usaha membentuk
manusia menjadi lebih baik. Dengan pengetahuan yang memadai manusia dapat
mengembangkan diri dan hidupnya (Suryasumantri,
1990:33).
Pengertian Orang Tua
Mengenai pengertian orang tua dalam
kamus besar bahasa Indonesia disebutkan “Orang tua artinya ayah dan ibu.“
(Poerwadarmita, 1987: 688).
Sedangkan dalam penggunaan bahasa
Arab istilah orang tua dikenal dengan sebutan Al-walid pengertian
tersebut dapat dilihat dalam Alquran surat Lukman ayat 14 yang berbunyi.
Artinya: “Dan kami perintahkan
kepada manusia (Berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambahdan menyapihnya dalam
dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S. Lukman ayat 14)
Banyak dari kalangan para ahli yang
mengemukakan pendapatnya tentang pengertian orang tua, yaitu menurut Miami yang
dikutip oleh Kartini Kartono, dikemukakan “Orang tua adalah pria dan wanita
yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab
sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya.“ (Kartono, 1982 : 27).
Maksud dari pendapat di atas, yaitu
apabila seorang laki-laki dan seorang perempuan telah bersatu dalam ikatan tali
pernikahan yang sah maka mereka harus siap dalam menjalani kehidupan berumah
tangga salah satunya adalah dituntut untuk dapat berpikir seta begerak untuk
jauh kedepan, karena orang yang berumah tangga akan diberikan amanah yang harus
dilaksanakan dengan baik dan benar, amanah tersebut adalah mengurus serta
membina anak-anak mereka, baik dari segi jasmani maupun rohani. Karena orang
tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.
Seorang ahli psikologi Ny. Singgih D
Gunarsa dalam bukunya psikologi untuk keluarga mengatakan, “Orang tua adalah
dua individu yang berbeda memasuki hidup bersama dengan membawa pandangan,
pendapat dan kebiasaan- kebiasaan sehari-hari.“ (Gunarsa, 1976 : 27). Dalam
hidup berumah tanggga tentunya ada perbedaan antara suami dan istri, perbedaan
dari pola pikir, perbedaan dari gaya dan kebiasaan, perbedaan dari sifat
dan tabiat, perbedaan dari tingkatan ekonomi dan pendidikan, serta banyak lagi
perbedaan-perbedaan lainya. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat mempengaruhi
gaya hidup anak-anaknya, sehingga akan memberikan warna tersendiri
dalam keluarga. Perpaduan dari kedua perbedaan yang terdapat pada kedua orang
tua ini akan mempengaruhi kepada anak-anak yang dilahirkan dalam keluarga
tersebut.
Pendapat yang dikemukakan oleh
Thamrin Nasution adalah “Orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab
dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari
disebut sebagai bapak dan ibu.” (Nasution:1986 : 1). Seorang bapak atau ayah
dan ibu dari anak-anak mereka tentunya memiliki kewajiban yang penuh terhadap
keberlangsungan hidup bagi anak-anaknya, karena anak memiliki hak untuk diurus
danan dibina oleh orang tuanya hingga beranjak dewasa.
Berdasarkan Pendapat-pendapat para
ahli yang telah diurarakan di atas dapat diperoleh pengertian bahwa orang tua
memiliki tanggung jawab dalam membentuk serta membina anak-anaknya baik dari
segi psikologis maupun pisiologis. Kedua orang tua dituntut untuk dapat
mengarahkan dan mendidik anaknya agar dapat menjadi generasi-generasi yang
sesuai dengan tujuan hidup manusia.
Tugas dan Peran Orang Tua
Setiap
orang tua dalam menjalani kehidupan berumah tangga tentunya memiliki tugas dan
peran yang sangat penting, ada pun tugas dan peran orang tua terhadap anaknya
dapat dikemukakan sebagai berikut. (1). Melahirkan, (2). Mengasuh, (3).
Membesarkan, (4). Mengarahkan menuju kepada kedewasaan serta menanamkan
norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku. Disamping itu juga harus mampu
mengembangkan potensi yang ada pada diri anak, memberi teladan dan mampu mengembangkan
pertumbuhan pribadi dengan penuh tanggung jawab dan penuh kasih sayang.
Anak-anak yang tumbuh dengan berbagai bakat dan kecenderungan masing-masing
adalah karunia yang sangat berharga, yang digambarkan sebagai perhiasan dunia.
Sebagaimana Firman Allah Swt dalam Alquran surat Al-Kahfi ayat 46. Artinya: “Harta
dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amanah-amanah yang kekal
lagi soleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan.” (QS. Al-Kahfi ayat 46).
Orang
tua yang tidak memperdulikan anak-anaknya, orang tua yang tidak memenuhi
tugas-tugasnya sebagai ayah dan ibu, akan sangat berpengaruh terhadap
keberlangsungan hidup anak-anaknya. Terutama peran seorang ayah dan ibu adalah
memberikan pendidikan dan perhatian terhadap anak-anaknya. Sebagaimana
dikemukakan, “Perkembangan jiwa dan sosial anak yang kadang-kadang berlangsung
kurang mantap akibat orang tua tidak berperan selayaknya. Naluri kasih sayang
orang tua terhadap anaknya tidak dapat dimanifestasikan dengan menyediakan
sandang, pangan, dan papan secukupnya. Anak-anak memerlukan perhatian dan
pengertian supaya tumbuh menjadi anak yang matang dan dewasa.”(Depdikbud, 1993
: 12 ).
Dari
beberapa dikemukakan para ahli di atas dapat dipahami bahwa banyak hal yang
harus dilakukan oleh orang tua dalam melakukan tugas serta peran mereka sebagai
orang tua, yaitu harus respek terhadap gerak-gerik anaknya serta memberikan
kebebasan pribadi dalam mengembangkan bakat serta menggali potensi yang ia
miliki, orang tua dalam menjalani rumah tangga juga harus dapat menciptakan
rumah tangga yang nyaman, sakinah serta mawaddah sehingga dapat memberikan rasa
aman dan nyaman pada anak-anaknya, orang tua harus memiliki sikap demokratis.
Ia tidak boleh memaksakan kehendak sehingga anak akan menjadi korban, ia harus
betul-betul mengerti, memahami, serta memberikan kasih sayang dan perhatian
yang penuh. Orang tua yang tidak memenuhi peran dan tidak menjalankan tugas
tugasnya seperti apa yang di jelaskan di atas, maka anak-anak hidupnya menjadi
terlantar, ia akan mengalami kesulitan dalam menggali potensi dan bakat
yang ia miliki
Kewajiban Orang Tua Terhadap anak
Kewajiban
orang tua yang harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh adalah memenuhi hak-hak
anak. Hak-hak anak sangatlah banyak di antaranya adalah sebagai berikut:
1.
Hak Nasab
“Nasab
adalah hubungan darah antara seorang anak dengan ayah dan ibu, karena
sebab-sebab yang sah menurut syara’, yaitu jika si anak dilahirkan atas dasar
perkawinan dan dalam kandungan tertentu yang oleh syara’ diakui keabsahannya.
Dengan demikian, setiap anak yang lahir langsung dinasabkan kepada ayahnya
untuk lebih menguatkan perkawinan kedua orang tuanya.’’(Khairiyah Husen, 1994 :
57)
2.
Hak Pemeliharaan
Anak
berhak mendapatkan asuhan, yaitu memperoleh pendidikan dan pemeliharaan untuk
mengurus makan, minum, pakaian dan kebersihan si anak pada priode kehidupan
pertama (sebelum ia dewasa). Yang dimaksud dengan pemeliharaan di sini dapat
berupa pengawasan dan penjagaan terhadap keselamatan jasmani dan rohani, anak
dari segala macam bahanya yang mungkin dapat menimpanya agar tumbuh secara
wajar. Anak juga membutuhkan pelayanan yang penuh kasih sayang dan pemenuhan
kebutuhan tempat tinggal dan pakaian. Oleh karena itu, pada usia balita seorang
anak belum mempunyai kemampuan, sehingga kehidupan mereka sangat tergantung
pada orang lain yang dewasa, yaitu ibu dan bapaknya.
3.
Hak Mendapatkan Nafkah
Anak
berhak mendapatkan nafkah, yaitu pemenuhan kebutuhan pokok. Nafkah terhadap
anak adalah untuk kelangsungan hidup dan pemiliharaan kesejahtraannya. Dengan
demikian, anak terhindar dari kesengsaraan hidup di dunia karena mendapatkan
kasih sayang orang tuanya melalui pemberian nafkah tersebut. Hak mendapatkan
nafkah merupakan akibat dari nasab, yaitu nasab seorang anak terhadap ayahnya
menjadikan anak berhak mendapatkan nafkah dari ayahnya.
4.
Hak Mendapatkan Pendidikan
Orang
tua memiliki kewajiban untuk memenuhi hak pendidikan atas anaknya. Dengan
pendidikan, anak akan dapat mengembangkan potensi-potensi dan bakat yang ada
pada dirinya. Sehingga ia akan menjadi generasi-generasi yang kuat, kuat dari
faktor psikologis maupun fisiologis. Seorang anak merupakan generasi
penerus dari generasi sebelumnya.Setiap generasi ke generasi akan memiliki
pengaruh yang ditimbulkan dari generasi sebelumnya.
Peran dan Fungsi Orang Tua Sebagai
Pendidik yang Pertama dan Utama
Dalam
upaya melindungi keselamatan anak, orang tua perlu melakukan
pembinaan-pembinaan agar dapat mencapai kehidupan yang lebih sempurna,
pembinaan tersebut antara lain:
1.
Membina Pribadi Anak
Orang
tua adalah pembinaan pribadi yang pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang
tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak
langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang
tumbuh itu. Sikap anak terhadap guru agama dan pendidikan agama di sekolah
sangat dipengaruhi oleh sikap orang tuanya terhadap agama dan guru agama
khususnya
2.
Membentuk kebiasaan
peranan
pembisaan, pengajaran dan pendidikan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak
akan menemukan tauhid yang murni, keutamaan-keutamaan budi pekerti, spiritual
dan etika agama yang lurus. Zakiyah Daradjat berpendapat, “Tidak dapat
dipungkiri betapa pentingnya pendekatan agama Islam dalam rangka membangun
manusia seutuhnya. Tidak dapat dibayangkan membangun manusia tanpa agama.
Kenyataan membuktikan bahwa dalam masyarakat yang kurang mengindahkan agama
(atau bahkan anti agama), perkembangan manusianya pincang. Hal ini berlaku di
negara-negara berkembang maupun di negara maju. Ilmu pengetahuan tinggi, tapi
akhlaknya rendah. Kebahagiaan hidup tidaklah mudah dicapainya. Agama menjadi
penyeimbang, penyelaras dalam diri manusia sehingga dapat mencapai kemajuan
lahiriyah dan kebahagiaa rohaniyah.” (Daradjat, 1995 : 65).
Lingkungan Masyarakat
Lingkungan
masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam proses pembentukan kepribadian
anak-anak sesuai dengan keberadaannya. Lingkungan masyarakat akan memberikan
sumbangan yang sangat berarti dalam diri anak, apabila diwujudkan dalam proses
dan pola yang tepat. Tidak semua ilmu pengetahuan, sikap, ketrampilan maupun
performans dapat dikembangkan oleh sekolah ataupun dalam keluarga. Karena keterbatasan
dana dan kelengkapan lembaga tersebut. Kekurangan yang dirasakan akan dapat
diisi dan dilengkapi oleh lingkungan masyarakat dalam membina pribadi anak
didik atau individual secara utuh dan terpadu. Pendidikan dalam masyarakat akan
berfungsi sebagai:
1.
Pelengkap (complement)
2.
Pengganti (substitute)
3. Tambahan
(supplement) terhadap pendidikan yang diberikan oleh lingkungan yang lain.
Dalam
masyarakat akan dapat dikembangkan bermacam-macam aktivitas yang bersifat
pendidikan oleh bermacam-macam instansi maupun jabatan dan lembaga pendidikan
maupun nonpendidikan. Kegiatan pendidikan yang berfungsi sebagai pelengkap
perkembangan kepribadian individu secara individual maupoun kelompok ialah
kegiatan pendidikan yang berorienytasi melengkapi kemampuan, ketrampilan,
kognitif maupun performans seseorang. Sebagai akibat belum mantapnya apa yang
telah mereka terima pada sekolah atau dalam keluarga (budimanta & Rudianto,
2008:7)
Kesimpulan
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan:
1. Filsafat
Manusia adalah cabang ilmu filsafat yang secara khusus merefleksikan hakikat
atau esensi dari manusia
2. Pembentukkan
manusia itu dapat melalui pendidikan atau ilmu yang mempengaruhi pengetahuan
diri dan dunianya, melalui kehidupan sosial, atau polis dan melalui agama
3. Orang tua adalah pria dan wanita
yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab
sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya
4. Tugas dan peran orang tua
terhadap anaknya dapat dikemukakan sebagai berikut. (1). Melahirkan, (2).
Mengasuh, (3). Membesarkan, (4). Mengarahkan menuju kepada kedewasaan serta
menanamkan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku. Disamping itu juga harus
mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri anak, memberi teladan dan mampu
mengembangkan pertumbuhan pribadi dengan penuh tanggung jawab dan penuh kasih
sayang.
5. Kewajiban
orang tua yang harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh adalah memenuhi hak-hak
anak seperti : Hak Nasab, Hak Pemeliharaan, Hak Mendapatkan Nafkah, Hak Mendapatkan Pendidikan
6. Peran dan fungsi orang tua
sebagai pendidik yang pertama dan utama
yaitu: Membina Pribadi Anak, Membentuk kebiasaan,
7. Lingkungan masyarakat merupakan
lingkungan ketiga dalam proses pembentukan kepribadian anak-anak sesuai dengan
keberadaannya. Lingkungan masyarakat akan memberikan sumbangan yang sangat
berarti dalam diri anak, apabila diwujudkan dalam proses dan pola yang tepat karena Pendidikan dalam masyarakat akan
berfungsi sebagai: Pelengkap (complement), Pengganti (substitute), Tambahan (supplement)
terhadap pendidikan yang diberikan oleh lingkungan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Budimanta, Rudianto. 2008. Metode dan Teknik Pengelolaan Community
Development. Jakarta: Indonesia Center For Sustainable Development.
Hoogvelt, Ankie. 1995. Sosiologi Masyarakat sedang berkembang. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Suriasumantri, Jujun S. 1990. Filsafat
Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Enoch.
Jusuf. 1992. Dasar-Dasar Perencanaan
Pendidikan. Jakarta: :Bumi Aksara.
Teknologi Pendidikan dalam Peningkatan Mutu Aplikasi Pendidikan
Teknologi
Pendidikan dalam Peningkatan Mutu Aplikasi Pendidikan
(disusun
untuk memenuhi tugas perkuliahan Dasar-dasar Teknologi Pendidikan dan
dipresentasikan pada hari Senin, 25 November 2013)
Oleh
CHAYA
PEBIYANA
Dosen
Pengampu:
1. Prof.Dr.H.Fuad
Abd.Rachman, M.Pd
2. Dr.
L.R.Retno Susanti M.Hum
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Berdasarkan UU RI No. 20 Thn
2013 Tentang SISDIKNAS Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
dan bangsa.
Menurut John Dewey dalam naufal hakim Pendidikan adalah suatu
proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam
pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula
terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan
sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum
dewasa dan kelompok dimana dia hidup (John Dewey dalam naufal hakim, 2013: 1)
Teknologi
pendidikan yang merupakan bagian dari pendidikan, yang berkepentingan dengan
segala aspek pemecahan masalah belajar manusia melalui proses yang rumit dan
saling berkaitan, juga ikut serta berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui
cara-cara yang berbeda.
Teknologi pendidikan memiliki
potensi untuk mengatasi permasalahan tersebut, oleh karena itu perlu
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya dengan mengatasi
masalah belajar siswa yang pada umumnya adalah sulit mempelajari konsep yang
abstrak, sulit membayangkan peristiwa yang telah lalu, sulit mengamati obyek
yang terlalu kecil atau terlalu besar, sulit memperoleh pengalaman langsung,
sulit memahami pelajaran yang diceramahkan, sulit memahami konsep yang rumit,
terbatasnya waktu untuk belajar, selain itu sikap pasif dan kurang minatnya
peserta didik juga menjadi faktor rendahnya mutu pendidikan (Miarso, 2011:
554).
Berdasarkan
hal tersebut di atas, nampaknya peningkatan mutu pendidikan perlu diarahkan
berdasarkan pendekatan teknologi pendidikan, yang mampu mewujudkan peningkatan
mutu pendidikan. Karena pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu
strategi yang digunakan untuk menganalisis, merancang, melaksanakan, menilai
dan mengelola usaha pemecahan masalah belajar yang dihadapi setiap individu,
dengan memanfaatkan berbagai macam recources
(Miarso, 2011: 556).
Rumusan
Masalah
1.
Peningkatan mutu aplikasi pendidikan
dalam teknologi pendidikan.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui peningkatan mutu pendidikan berdasarkan aplikasi
teknologi pendidikan.
PEMBAHASAN
Definisi Aplikasi Teknologi Pendidikan
Ditinjau
dari pendekatan pendidikan, teknologi pendidikan adalah suatu proses yang
bersistem dalam usaha mendidikan atau membelajarkan. Dalam proses yang
bersistem ini kemungkinan besar digunakan teknologi pendidikan sebagai produk
(Miarso 2007: 76).
Berdasarkan
UU RI No. 20 Thn 2013 Tentang SISDIKNAS Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
dan bangsa.
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa aplikasi teknologi sebagai
penerapan dari suatu disiplin ilmu yang membahas proses dalam usaha mendidik
atau membelajarkan, dan dalam proses mendidik atau membelajarkan tersebut
kemungkinan besar menggunakan teknologi.
Pengertian
Mutu Pendidikan
Mutu
dalam konteks “hasil belajar” mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah
pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap waktu cawu, akhir semester, akhir
tahun, 5 tahun bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan
(studens achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis (misalnya
ulangan umum, Ebta, Ebtanas). Dapat pula prestasi di suatu cabang olah raga,
seni atau keterampilan tambahan tertentu misalnya: computer, beragam jenis teknik,
jasa. Bahkan seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati,
kebersihan dan lain sebagainya (Depdiknas: 2003).
Konsep
tentang peningkatan mutu pendidikan juga diartikan secara berbeda-beda,
tergantung pada situasi dan kondisi. Secara konseptual kriteria mutu itu
dikategorikan ke dalam lima hal, yaitu kesesuaian, daya tarik, efektivitas,
efesiensi, dan produktivitas (Miarso, 2011: 516).
Dari
uraian di atas di dapat simpulan bahwa mutu pendidikan adalah tingkat
keunggulan hasil kerja dalam pendidikan baik yang berupa proses pendidikan
maupun dalam hasil pendidikan. Dari pengertian aplikasi teknologi pendidikan
dan pengertian peningkatan mutu pendidikan di atas, dapat dikatakan bahwa
aplikasi teknologi pendidikan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah
penerapan teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu yang membahas proses
mendidik atau membelajarkan tersebut kemungkinan besar menggunakan teknologi
sebagai upaya peningkatan keunggulan hasil kerja dalam bidang pendidikan baik
yang berupa proses pendidikan maupun berupa hasil pendidikan.
Menurut
Miarso dalam Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (2011) beberapa pedoman umum
dalam aplikasi teknologi pendidikan dan implemasinya:
1) Memadukan berbagai macam pendekatan
dari bidang psikologi, komunikasi, manajemen, rekayasa dan lain-lain.
2) Memecahkan masalah belajar pada
manusia secara menyeluruh dan serampak, dengan memperhatikan dan mengkaji semua
kondisi dan saling kaitan di antaranya.
3) Digunakan teknologi sebagai proses
dan produk untuk membantu memecahkan masalah belajar.
4) Tumbuhnya daya lipat atau efek
sinergi, dimana penggabungan pendekatan dan atau unsur mempunyai nilai-nilai
lebih dari sekedar penjumlahan. Demikian pula pemecahan secara menyeluruh dan
serempak akan mempunyai nilai lebih daripada memecahkan masalah secara terpisah
(Miarso, 2007: 78).
Peningkatan
Mutu pendidikan dalam
aplikasi teknologi pendidikan tidak terlepas dari :
Siapa saja dan dengan cara yang
sangat bervariasi dan fleksibel, tergantung kepada situasi dan kondisi sekolah
dan guru yang bersangkutan. (Prawiradilaga dan Siregar, 2008: 311). Terdiri
dari :
·
Pola
pemanfaatan di Lab Komputer
Bagi sekolah
yang telah memiliki fasilitas laboratorium komputer yang tersambung ke
internet, dapat memanfaatkan situs ini di lab. Situs ini dapat diakses secara
bersama-sama dalam bentuk klasikal ataupun individual di lab dengan bimbingan
guru.
·
Pola
pemanfaatan di Kelas
Apabila sekolah
belum memiliki lab komputer, namun mempunyai sebuah LCD proyektor dan sebuah
komputer yang tersambung ke internet, maka pemanfaatan situs ini dapat
dilakukan dengan cara presentasi di depan kelas. Bahan belajar yang ada pada
edukasi.net akan menjadi bahan pengayaan proses pembelajaran tatap muka di
kelas, sesuai dengan topik yang dibahas pada saat itu.
·
Pola
penugasan
Untuk sekolah
yang belum memiliki sambungan internet, dapat memanfaatkan situs ini dengan
pola penugasan. Siswa dapat mengakses internet pada tempat-tempat yang menyediakan
jasa layanan internet, misalnya warnet, di rumah, ataupun tempat lainnya.
·
Pola
pemanfaatan individual
Di luar itu
semua siswa di beri kebebasan untuk memanfaatkan dan mengeksplor seluruh materi
yang ada pada EdukasiNet, baik yang berupa bahan belajar, pengetahuan populer
dan fasilitas komunikasi secara individual. Pemanfaatannya bisa dilakukan di
rumah, bagi siswa yang memiliki komputer yang tersambung ke internet atau
dilakukan di Warnet..
·
Kondisi
sekolah dan guru yang bersangkutan untuk kelancaran proses belajar mengajar
dikelas.
Siswa dan guru dapat memperoleh sumber
belajar yang sesuai dengan kurikulum.
Guru dan siswa atau siswa dengan siswa
lainnya dapat melakukan dikusi melalui forum diskusi.
Guru dan siswa saling dapat bertukar
informasi melalui mailing list.
Guru dan siswa dapat mendownload materi
pelajaran yang diperlukan.
·
Menggunakan
Sumber belajar yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja dengan internet pengalaman dengan pengguna
lainnya melalui fasilitas forum, berita dan lain-lain (Prawiradilaga dan
Siregar, 2008: 311).
Contohnya
Hampir semua kelas telah dilengkapi komputer dan peralatan ICT yang lain. Rasio
ketersediaan komputer dan jumlah sisiwa disekolah asalah 1:5 untuk jenjang SMU
dan 1:7 untuk SMP, dan 1:10 untuk SD. Semua sekolah memiliki tingkat akses
internet dengan kecepatan yang tinggi dan bandwith 33% guru dilatih setiap tahun oleh guru yang
dudah memilki sertifikat ICT.
·
Sesuai
dengan Kurikulum yang berlaku.
Hingga
saat ini belum ada kurikulum ICT resmi untuk jenjang pendidkan dasar dan
menengah, karena hingg saat ini pengembangan kurikulum tersebut yang dilakukan
oleh pihak yang berkompeten yaitu Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas belum
juga selesai.
Kesimpulan
Kecepatan
perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi di dunia yang tidak dapat
diperkirakan ditanggapi positif oleh dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini
ditunjukkan oleh Departemen yang menangani masalah pendidikan. Salah satunya
adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan dan bagaimana pemanfaatan teknologi dalam
pendidikan yang diharapkan mampu memberikan informasi praktis tentang
pengetahuan baik terhadap siswa maupun kepada guru dalam melaksanakan tugas
sehari-hari sebagai guru profesional.
Kemajuan
Teknologi Infornasi dan Komunikasi memberikan banyak peluang bagi pendidikan
untuk berkembang. Pendalaman materi-materi pelajaran di sekolah yang biasanya
menggunakan buku dapat dilakukan dengan alternatif lain yaitu lewat intenet.
Aplikasi teknologi pendidikan dalam hal ini berbasis internet diharapkan mampu
meningkatan mutu pembelajaran sehingga pada akhirnya akan meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia.
Daftar Pustaka
Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai
Benih Teknologi Pendidikan. Penerbit Kencana & UNJ: Jakarta.
Prawiradilaga, Dewi S, dkk. 2008.
Mozaik Teknologi Pendidikan. Penerbit Kencana & UNJ: Jakarta
APLIKASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PENDIDIKAN
APLIKASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS PENDIDIKAN
(Landasan Ilmiah Teknologi Pendidikan)
(disusun untuk memenuhi
tugas perkuliahan Dasar-dasar Teknologi Pendidikan dan dipresentasikan pada
hari Senin, 16 Desember 2013)
Oleh
CHAYA
PEBIYANA
06032681318062
Dosen
Pengampu:
1.
Prof.
Dr. H. Fuad Abd. Rachman, M.Pd.
2.
Prof.
Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc.
3.
Dr.
L. R. Retno Susanti, M.Hum.
PROGRAM STUDI MAGISTER
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara
umum, teknologi dirumuskan
sebagai, “technology is, simply, the
application of knowladge to solve problems or invent useful tools” seperti
tercantum dalam http://www.yourdictionary.com/library/ref-erence/word-definition-of-technology.html.
adapun dari situs Wikipedia, the free encyclopedia teknologi
diartikan sebagai, “is the usage and
knowladge of tools, techniques, crafts, systems or methods of organization”.
Dari kedua definisi ini, ternyata teknologi dipersepsikan sebagai pengetahuan
untuk memecahkan masalah dalam bentuk peralatan, teknik, kerajinan. Selain itu,
teknologi juga berarti sistem atau metode dari suatu organisasi. (Prawiradilaga,
2012:15)
Teknologi
dapat ditemukan dimana saja dan tujuan ditemukannya teknologi juga untuk
membantu memecahkan masalah manusia. Makin maju suatu masyarakat makin banyak
teknologi yang dikembangkan dan digunakan. Teknologi itu pada hakikatnya adalah
bebas nilai, namun penggunaannya akan sarat dengan aturan nilai dan estetika
(Miarso, 2009).
Teknologi Pendidikan adalah
memecahkan masalah belajar dan bekerja sebagai proses, adapun proses itu
sendiri merupakan kegiatan yang tidak berawal dan tidak berakhir, ini
menyatakan bahwa pemecahan masalah tersebut tercemin dalam rumusan sumber
belajar (learning resorces) yang
dikaji secara ilmiah melalui prosedur pengembangan (Development functions) dan dikelola dengan baik agar mudah
dimanfaatkan atau diakses oleh peserta didik (Prawiradilaga, 2012:28)
Dalam
rangka meningkatkan produktivitas pendidikan, sekolah-sekolah harus merespon
perkembangan dunia. Teknologi yang
semakin canggih yang menyediakan segudang ilmu pengetahuan yang baru dan lama.
Pembelajaran disekolah perlu menggunakan serangkaian peralatan elektronik yang
mampu bekerja lebih efektif dan efisien. Walaupun demikian, peran guru masih
tetap dibutuhkan dikelas, guru berperan sebagai motivator, desainer, pembimbing
dan bagaimana memanfaatkan teknologi untuk mengatasi masalah belajar agar belajar lebih efektif, lebih efisien.
Teknologi pendidikan seringkali diasumsikan dalam persepsi yang mengarah pada
masalah elektronika padahal konsep teknologi mengandung pengertian yang luas,
untuk itu dalam tulisan ini akan dibahas mengenai aplikasi teknologi pendidikan
dalam meningkatkan produktivitas pendidikan.
B.
Permasalahan
Aplikasi
teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan.
C.
Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui aplikasi teknologi pendidikan
dalam meningkatkan produktivitas pendidikan.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teknologi Pendidikan
Teknologi Pendidikan adalah
memecahkan masalah belajar dan bekerja sebagai proses, adapun proses itu
sendiri merupakan kegiatan yang tidak berawal dan tidak berakhir, ini
menyatakan bahwa pemecahan masalah tersebut tercemin dalam rumusan sumber
belajar (learning resorces) yang
dikaji secara ilmiah melalui prosedur pengembangan (Development functions) dan dikelola dengan baik agar mudah dimanfaatkan
atau diakses oleh peserta didik (Prawiradilaga, 2012:28)
Teknologi
pendidikan merupakan konsep yang kompleks,
dapat dikaji dari berbagai segi dan kepentingan. Kecuali itu teknologi
pendidikan sebagai suatu bidang kajian ilmiah, senantiasa berkembang sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang mendukung dan mempengaruhinya
(Miarso, 2009).
Berdasarkan
pendapat-pendapat diatas konsep teknologi pendidikan dapat disimpulkan
merupakan suatu teknik atau proses, penerapan pengetahuan, untuk memecahkan
masalah belajar sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang mendukung serta mempengaruhinya untuk memecahkan
masalah pendidikan.
B.
Produktivitas Pendidikan
Menurut yang tercantum dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Produktivitas. Produktivitas
merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran
(output) dengan masukan (input). Menurut Herjanto, produktivitas merupakan
suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan
dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optima (Herjanto, E. 2007. Manajemen Operasi.
Jakarta: Grasindo ). Produktivitas dapat
digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu industri atau UKM dalam
menghasilkan barang atau jasa. Sehingga semakin tinggi perbandingannya, berarti
semakin tinggi produk yang dihasilkan. Ukuran-ukuran produktivitas bisa
bervariasi, tergantung pada aspek-aspek output atau input yang digunakan
sebagai agregat dasar, misalnya: indeks produktivitas buruh, produktivitas
biaya langsung, produktivitas biaya total, produktivitas energi, produktivitas
bahan mentah, dan lain-lain (Budiwati, S.I. 1985. Aplikasi Model Perilaku
pada Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Industri. Fakultas Teknologi
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. http://repository.ipb.ac.id).
Seperti yang tercantum dalam siklus produktivitas:
Siklus
produktivitas merupakan salah satu konsep produktivitas yang membahas upaya
peningkatan produktivitas terus-menerus. Ada empat tahap sebagai satu siklus
yang saling terhubung dan tidak terputus (Gaspersz,
V. 2000. Manajemen Produktivitas Total. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama).
- Pengukuran
- Evaluasi
- Perencanaan
- Peningkatan
Produktivitas
yang diperhitungkan hanya produk bagus yang dihasilkan saja, jika suatu work
center banyak mengeluarkan barang cacat dapat dikatakan work center tersebut
tidak produktif. Keempat kegiatan tersebut sudah menjadi dasar industri dalam
melakukan peningkatan produktivitas. Siklus produktivitas digunakan sebagai
dasar perbaikan masalah produksi terutama pada skala industri (http://id.wikipedia.org/wiki/Produktivitas).
Begitu juga Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan
keseluruhan proses perencanaan, penataan dan pendayagunaan sumber daya untuk
merealisasikan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Sejauh mana
pencapaian produktivitas pendidikan dapat dilihat dari out put pendidikan yang
berupa prestasi, serta proses pendidikan yang berupa suasana pendidikan.
Prestasi dapat dilihat dari masukan yang merata, jumlah tamatan yang banyak,
mutu tamatan yang tinggi, relevansi yang tinggi dan dari sisi ekonomi yang
berupa penyelenggaraan penghasilan. Sedangkan proses atau suasana tampak dalam
kegairahan belajar, dan semangat kerja yang tinggi serta kepercayaan dari
berbagai pihak. Satu hal yang perlu disadari adalah bahawa produktivitas
pendidikan harus dimulai dari menata /SDM tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan. Hal kedua adalah bahwa penataan SDM harus dilaksanakan dengan prinsip efektivitas dan efisiensi
karena efektifitas dan efisiensi adalah kriteria dan ukuran yang mutlak bagi
produktivitas pendidikan.
C.
Upaya Meningkatkan Produktivitas Pendidikan
Menurut
Miarso (2009), dalam meningkatkan produktivitas pendidikan, ada tiga hal yang
dapat dilakukan, yaitu :
1.
Memperlaju
penahapan belajar
2.
Membantu
guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik
3.
Mengurangi
beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat lebih banyak membina
dan mengembangkan kegiatan belajar anak didik.
Adapun Upaya yang dapat dilakukan
untuk Meningkatkan Produktivitas Pendidikan, diantaranya melakukan penataan SDM
dengan semangat efektivitas dan efisiensi lewat upaya pemberdayaan tenaga
pendidik dan kependidikan. Upaya pemberdayaan tersebut antara lain :
§ memperbaiki sikap kerja, yaitu
kesadaran dan kesediaan menepati dan memenuhi jam kerja, tata tertib kerja,
termasuk menerima tambahan tugas dan bekerja dalam satu tim.
§ hubungan antara tenaga kerja dan
pimpinan kerja yang tercermin dalam usaha bersama untuk meningkatkan
produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (Quality Control Circle).
§ manajemen produktivitas, yaitu
manajemen yang efesien mengenai sumber dan system kerja untuk mencapai
peningkatan produktivitas, efesiensi tenaga kerja, pembagian tugas dan
penempatan bidang tugas yang pas dengan kemampuannya
menurut Muchdarsyah (dalam Yuli Tri Cahyono dan Lestiyana
Indira M, 2007: 227) menyebutkan bahwa yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja adalah sebagai berikut:
1. Tenaga kerja
Kenaikan sumbangan tenaga kerja pada produktivitas
adalah karena adanya tenaga kerja yang lebih sehat, lebih terdidik dan lebih
giat. Produktivitas dapat meningkat karena hari kerja yang lebih pendek.
Imbalan dari pengawas dapat mendorong karyawan lebih giat dalam mencapai
prestasi. Dengan demikian jelas bahwa tenaga kerja berperan penting dalam
produktivitas.
2. Seni serta
ilmu manajemen
Manajemen adalah faktor produksi dan sumberdaya
ekonomi, sedangkan seni adalah pengetahuan manajemen yang memberikan kemungkinan
peningkatan produktivitas. Manajemen termasuk perbaikan melalui penerapan
teknologi dan pemanfaatan pengetahuan yang memerlukan pendidikan dan penelitian.
3. Modal
Modal merupakan landasan gerak suatu usaha perusahaan,
karena dengan modal perusahaan dapat menyediakan peralatan bagi manusia yaitu
untuk membantu melakukan pekerjaan dalam meningkatkan produktivitas kerja.
Fasilitas yang memadai akan membuat semangat kerja bertambah secara tidak
langsung produktivitas kerja dapat meningkat.
Dari definisi upaya meningkatkan produktivitas
pendidikan dapat disimpulkan kondisi utama karyawan yang semakin
penting dan menentukan tingkat produktivitas karyawan yaitu pendidikan dan
pelatihan, motivasi, disiplin, ketrampilan, tingkat penghasilan, lingkungan dan
iklim kerja, penguasaan peralatan. Dengan harapan agar karyawan semakin gairah dan
mempunyai semangat dalam bekerja dan akhirnya dapat mempertinggi mutu
pekerjaan, meningkatkan produksi dan produktivitas kerja
D.
Aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan
Adapun salah satu contoh aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan tersebut diantaranya adalah melalui pembelajaran berbasi internet yang dinamakan, e-learning. E-Learning menjadi salah satu alternatif pembelajaran karena keunggulan yang dimilikinya.
Adapun salah satu contoh aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan tersebut diantaranya adalah melalui pembelajaran berbasi internet yang dinamakan, e-learning. E-Learning menjadi salah satu alternatif pembelajaran karena keunggulan yang dimilikinya.
Manfaat yang bisa dinikmati
dari e-learning:
1. Fleksibilitas.
Jika pembelajaran konvensional di kelas mengharuskan siswa untuk hadir di kelas
pada jam-jam tertentu (seringkali jam ini bentrok dengan kegiatan rutin siswa),
maka e-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk
mengakses pelajaran.
2. E-learning
memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk memegang kendali atas kesuksesan
belajar masing-masing, artinya pembelajar diberi kebebasan untuk menentukan
kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan bagian mana dalam satu modul
yang ingin dipelajarinya terlebih dulu.. Jika ia mengalami kesulitan untuk
memahami suatu bagian, ia bisa mengulang-ulang lagi sampai ia merasa mampu
memahami. Seandainya, setelah diulang masih ada hal yang belum ia pahami,
pembelajar bisa menghubungi instruktur, nara sumber melalui email atau ikut dialog
interaktif pada waktu-waktu tertentu.
3. E-learning
bisa memberikan manfaat yang optimal jika beberapa kondisi berikut terpenuhi.
Sebelum memutuskan untuk mengikuti e-learning, perlu menentukan tujuan belajar,
sehingga bisa memilih topik, modul, lama belajar, biaya, dan sarana belajar
secara elektronik yang sesuai. Menurut Allan J. Henderson, e-learning adalah
pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi komputer, atau biasanya
Internet (The e-learning Question and Answer Book, 2003).
E-laerning
menyadari bahwa di Internet dapat ditemukan berbagai informasi dan informasi
itu dapat diakses secara lebih mudah, kapan saja dan dimana saja, maka
pemanfaatan Internet menjadi suatu kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna Internet
bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara yang sangat mudah melalui
teknik e-moderating yang tersedia di Internet. Tersedianya fasilitas
e-Moderating dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui
fasilitas Internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu
dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
Guru
dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur
dan terjadwal melalui Internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai
berapa jauh bahan ajar dipelajari; Siswa dapat belajar atau me-review bahan
ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar
tersimpan di komputer. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan
dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di Internet secara
lebih mudah. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui Internet
yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Berubahnya peran siswa dari yang
biasanya pasif menjadi aktif.
KESIMPULAN
1. Teknologi dipersepsikan sebagai
pengetahuan untuk memecahkan masalah dalam bentuk peralatan, teknik, kerajinan.
Selain itu, teknologi juga berarti sistem atau metode dari suatu organisasi.
2. Teknologi pendidikan merupakan suatu
teknik atau proses, penerapan pengetahuan, untuk memecahkan masalah
belajar sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi yang mendukung serta mempengaruhinya untuk memecahkan masalah pendidikan.
3. Produktivitas dalam dunia pendidikan
berkaitan dengan keseluruhan proses perencanaan, penataan dan pendayagunaan
sumber daya untuk merealisasikan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Sejauh mana pencapaian produktivitas pendidikan dapat dilihat dari out put (lulusan)
dan input (kepercayaan dari berbagai pihak).
4. Aplikasi teknologi pendidikan dalam
meningkatkan produktivitas pendidikan tersebut diantaranya adalah melalui
pembelajaran berbasi internet yang dinamakan, e-learning.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi S, Prawiradilaga dan Evelin Siregar. 2008. Mozaik
Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi
Pendidikan. Jakarta : Kencana
Nasution. 2010. Teknologi Pendidikan. Jakarta : PT.Bumi
Aksara
Seels, Barbara B. and Rita C. Richey. 1994. Teknologi
Pembelajaran : Definisi dan Kawasannya. Terjemahan. Jakarta : IPTPI
http://eprints.uny.ac.id/8771/3/BAB%202%20-08404244003.pdf
Langganan:
Postingan (Atom)