PENGHAPALAN (MEMORIZATION)



BAB 9
PENGHAPALAN (MEMORIZATION)

(disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Teori Belajar dan Pembelajaran dan dipresentasikan pada hari Senin, 3 Maret 2014)


Oleh
CHAYA PEBIYANA
06032681318062

 

Dosen Pengampu :
1.      Prof. Chuzaimah D.Diem, MLS.Ed.D
2.      Dr. Riswan Jaenuddin, M.Pd.


PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
PENGHAPALAN (MEMORIZATION)

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Aktivitas menghapal sebenarnya sudah muncul sepanjang hidup kita, yang rersaji di hadapan kita. Kita dituntut untuk mempelajari kata-katadan menghubungkannya dengan objek, kejadian, tingkah laku, dan kualitas yang dihadirkan.
Saat kita sedang mempelajari bidang materi baru, tugas yang terpenting adalah mempelajari kata-kata dan pengertian-pengertian yang penting, bahasa-bahasa yang mungkin akan berkaitan dengan bidang tersebut.
Metode kata hubung berhasil mengembangkan sistem yang memiliki implikasi praktis pada rancangan materi instruksional, sebagai metode yang lebih menyenangkan. Atkinson (1975) metode kata-link lebih banyak kata link yang digunakan. Maka semakin banyak kemampuan siswa untuk mengingat dan menguasai materi.
Sistem bantuan memori lebih efektif pada saat perhatian siswa pada materi yang sedang mereka pelajari, dengan melihat, rasakan, sentuh, dan cium sebagai asosiasi-asosiasi sebenarnya bisa kita gunakan untuk mempermudah hafalan kita. Dengan cara memanfaatkan pancaindra dan asosiasi chanel tersebut berisi materi lama yang dapat kita asosiasikan dengan materi yang baru.
Pengakuan atau penghargaan siswa dalam peningkatan kapasitas penggambaran dan perwujudan bentuk pemikiran kreatif juga merupakan bagian penting dari pembelajaran yang lebih konvergen dan berorientasi pada informasi, latihan, kreativitas, dan ketenangan dengan pemikiran yang nyaman dan kreatif. Membentuk gabar (imaging) sebagai bagian dari kerja memori dan mendisiplinkan untuk menghadirkan lingkungan secara otomatis.



B.     Rumusan Masalah
1.      Darimana orientasi model menghapal?
2.      Bagaimana model dan penerapannya dalam belajar?
3.      Bagaimana pengaruh Instruksional dan Pendidikan?
PEMBAHASAN
A.    Orientasi Model Menghapal
1.      Tujuan dan Asumsi
Berbicara tentang metode menghapal, ingatan kita mungkin tertuju saat masa-masa sekolah dulu, bagaimana kita dituntut untuk menguasai daftar materi yang tidak terstruktur, seperti kata-kata baru, bunyi-bunyi baru, hari-hari dalam seminggu, 50 kota, dan negara-negara di dunia. Beberapa dari kita menjadi penghapal yang efektif. Salah satu bentuk kekuatan yang paling efektif sebenarnya berasal dari kompetensi yang didasarkan pada pengetahuan; ini penting untuk membentuk perasaan yang semakin baik dan mengantarkan kita pada kesuksesan.
2.      Metode Kata Hubung (Link-Word Method)
Lebih dari 25 tahun, banyak penelitian yang fokus pada kajian-kajian tentang metode kata-hubung. Metode kata hubung berhasil mengembangkan sistem yang memiliki implikasi praktis pada rancangan materi instruksional, untuk pengajaran, pembinaan kelas, dan siswa, utamanya dalam hal bagaimana sekolah mampu memformat metode hafalan sebagai metode yang lebih menyenangkan.
Metode ini memiliki dua komponen dasar yaitu:
1)      Menyediakan materi yang sudah dikenal dan dihubungkan pada link yang berisi objek yang tak dikenal
2)      Menyediakan asosiasi dalam membangun makna materi baru.
Penemuan penting dari penelitian orang menguasai materi dengan cepat dan lebih cermat dan tepat dengan menggunakan Mnemonik tidak hanya sekedar menghapal tetapi juga mengucapkan secara terus menerus tanpa henti, hingga mereka bisa yakin bahwa yang dihapal sudah benar di memori mereka.
Dalam kajian Atkinson (1975) metode kata-link sekitar 50 persen lebih efektif dari pada metode “hapalan”konvensional. Bahwa siswa, belajar materi separuh lebih banyak dalam waktu  yang sama sebagaimana siswa yang tidak menggunakan metode kata-link. Yang terpenting, dalam strategi kata-link, siswa lebih mudah menyimpan informasi. Lebih banyak yang dihafal, lebih banyak kata link yang digunakan. Maka semakin banyak kemampuan siswa untuk mengingat dan menguasai materi.
3.      Sistem-sistem Bantuan Memori Lain
Sistem memori yang dikenal telah dikembangkan, namun tidak ada dari sistem tersebut yang didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Pressley, Levin, dan rekannya. Meski demikian, beberapa dari sistem ini menggunakan prinsip-prinsip yang sama dengan penelitian mereka.
Saat menghapal sesuatu yang agak rumit dan panjang, kita terkadang mengingat “moto” pentingnya agar lebih mudah. Inilah salah satu bentuk model memori yang dapat membantu kita menghapal objek-objek. Model memori yang efektif perlu mendorong perhatian siswa pada materi yang sedang mereka pelajari, dengan melihat, rasakan, sentuh, dan cium sebagai asosiasi-asosiasi sebenarnya bisa kita gunakan untuk mempermudah hafalan kita dengan cara memanfaatkan pancaindra dan asosiasi chanel tersebut berisi materi lama yang dapat kita asosiasikan dengan materi yang baru. Contohnya jika kita melihat bunga, yang dilihat sebagai gambar visual, sesuatu yang dapat diraba, memiliki aroma distingtif dan yang menimbulkan bunyi ketika batangnya dipotong, kemungkinan menghapalnya lebih besar dari pada jika kita hanya mengamati melalui indra saja. Lorayne dan Lucas (1974) mengutip Aristoteles: ”Inilah salah satu bagian pikiran yang membentuk (image-marking part of the mind) yang memungkinkan adanya kerja prosespemikiran yang lebih besar. Oleh karna itu pikiran tersebut tidak akan pernah benar-benar ‘berfikir’tanpa sebuah gambar mental”.
4.      Konsep-Konsep Tentang Memori
Konsep-Konsep Tentang Memori disebut juga prinsip-prinsip dan teknik-teknik untuk meningkatkan kapasitas memori pada materi belajar, melalui:
  •   Kesadaran (Awareness)
Sebelum kita dapat mengingat sesuatu, satu hal yang harus diingat :”Pengamatan penting untuk memunculkan kesadaran yang sejati” menurut Lorayne dan Lucas (974:6) segala hal yang betul-betul kita sadari, akan sangat sulit untuk dilupakan.
  • Asosiasi ( Association)
Lorayne dan Lucas (1974: 7) Aturan dasar dalam menghapal adalah, “Anda dapat Mengamati semua informasi baru jika anda mengasosiasikannya dengan sesuatun yang sudah anda kenal dan ingat sebelumnya. Contoh, untuk membantu siswa mengingat ejaan piece, guru harus memberikan isyarat sepotong kue (piece of pie), yang akan membantu siswa mengeja dan memahami maknanya dengan lebih baik.

  •  Sistem Link (Link System)
Inti dari prosedur memori adalah persambungan dua gagasan, dengan gagasan kedua yang memicu gagasan lain. Misalnya, Anda ingin mengingat lima kata berikut ini secara berurutan: Rumah, sarung tangan, kursi, dapur, dan pohon. Anda seharusnya membayangkan gambar dan kemudian memvisualisasikannya justru akan membantu kita mengasosiasikannya secara berurutan.
  • Asosiasi Konyol (Ridiculous Asociation)
Asosiasi merupakan dasar memori, kekuatannya sebenarnya dapat di perbesar seandainya gambar yang diasosiasikan diwujudkan sebagai gambar yang jelas dan lucu, sesuatu yang tidak mungkin, atau tidak masuk akal. Ada bebrapa cara untuk membuat asosiasi menjadi lucu.
1.      Menerapkan aturan subtitusi/penggantian. Jika anda punya mobil dan sarung tangan, gambarkanlah sarung tangannyang sedang menyetir mobil.
2.      Anda dapat menerapkan aturan ketidakseimbangan. Anda dapat menjadi kecil, misalnya: sebuah sarung tangan bisbol besar yang sedang mengemudi.
3.      Membuat aturan tindakanan yang membesar-besarkan, khususnya dengan angka. Gambarkan jutaan sarung tangan yang berbaris/berparade di jalanan.
Selanjutnya anda dapat mengasosiasikan dan menggambarkan asosiasi yang konyol tidak terlalu susah bagi kita jika kita adalah anak kecil, tetapi membuat gambar-gambar semacam ini akan lebih susah jika kita sudah dewasa atau sedikit lebih logis.
  •  Sistem Kata-Ganti (Substitute-Word System)
Menurut Lorayne dan Lucas (1974:21) Sistem kata ganti merupakan cara untuk membuat hal-hal yang “ tidak dapat di sentuh menjadi hal-hal yang dapat disentuh, dan bermakna. Sistem ini benar-benar sederhana, yakni hanya dengan mengucapkan kata-kata atau frasa-frasa yang tampak abstrak dan “berfikir sesuatu.. yang bunyinya mirip dengan, atau mengingatkan anda pada, materi yang abstrak dan dapat digambarkan dalam pikiran.contohnya: ketika kita mengenalkan nama negara-negara dieropa pada siswa
   

  • Kata Kunci (Key Word)
Inti dari sistem kata kunci ini adalah memilih satu kata untuk merepresentasikan pemikiran atau beberapa pemikiran subordinate (dibawahnya) yang lebih panjang.

B.     Model dan Penerapannya dalam Belajar
Menurut Pressley, Levin, Model pengajaran meliputi empat tahap yaitu :
1.      Memperjelas materi/ Menghadirkan materi
Menggunakan teknik-teknik, seperti menggarisbawahi, membuat daftar, dan merefleksikan.
2.      Mengembangkan hubungan-hubungan
Membuat materi menjadi familiar dan mengembangkan hubungan-hubungkan dengan menggunakan teknik-teknik dari sistem kata kunci, kata ganti, dan kata hubung.
3.      Meningkatkan gambar sensori
Menggunakan teknik-teknik asosiasi konyol dan melebih-lebihkan. Mengubah gambar.
4.      Melakukan pengulangan / Mengingat kembali
Mengingat kembali materi hingga tuntas dipelajari.
Dari tahapan-tahapan tersebut didasarkan pada perinsip perhatian (the principle of attention) dan teknik-teknik meningkatan ingatan (the  techniques for enhancing recall).
Struktur pengajaran untuk pembelajar yaitu:
1.      Aktivitas-aktivitas yang mengharuskan pembelajar berkosentrasi pada materi pembelajaran dan mengolahnya dengan cara yang dapat membantu mereka mengingat materi tersebut. Hal ini mencakup upaya untuk fokus dan berkonsentrasi pada hal-hal substansial yang perlu diingat. Seperti gagasan-gagasan dan contoh-contoh penting. Menggarisbawahi (underlining) adalah salah satu cara untuk mewujudkan hal ini. Mendaftar (listing) gagasan-gagasan secara terpisah dan mengutarakan kembali (rephrasing) gagasan tersebut dengan kata-kata sendiri adalah cara lain yang dapat memperkuat perhatian (attention) siswa. Pada akhirnya, merefleksikan materi (reflecting on the material), membandingkan gagasan-gagasan (comparing ideas), dan menentukan hubungan (determining relationship) antar gagasan adalah aktivitas ketiga yang harus dilakukan oleh siswa. Sekali materi yng dipelajari telah diklarifikasi dan di evaluasi, maka sswa harus menggunakan teknik menghapal dan mengembangkan materi tersebut.
2.      Penerapan teknik kata link, kata ganti (dalam hal ini abstraksi-abstraksi), dan kata kunci untuk menghapal kutipan yang panjang dan kompleks. Gagasan adalah menghubungkan materi baru dengan kata-kata, gambar-gambar, atau gagasan-gagasan yang familiar dan menghubungkan gambar dengan kata.
3.      Sekali asosiasi telah diidentifikasi, gambar-gambar dapat ditingkatkan dengan menyuruh siswa untuk mengasosiasikan gambar tersebut dengan indra atau makna yang lebih dari satu dan dengan menciptakan dramatisasi lucu melalui asosiasi konyol (radiculous association) dan melebih-lebihkan ingatan yang lebih besar.
4.      Siswa diminta untuk mengingat kembali/ melakukan recall materi tersebut.
Sistem Sosial à bersifat koopratif, yaitu siswa dan guru bekerja sebagai satu tim dalam membentuk materi baru dengan berkomitmen untuk menghapalkannya.
Peran dan tugas guru yaitu membantu siswa mengerjakan materi pelajaran. Dengan bekerja menurut kerangka rujukan siswa, guru membantu mereka mengidentifikasi objek-objek, pasangan-pasangan, dan gambar-gambar kunci/inti.
Sistem pendukungnya yaitu gambar-gambar, bantuan-bantuan yang konkret, film-film, dan materi audiovisual lain berguna khususnya dalam meningkatkan kekayaan sensorik dalam asosiasi-asosiasi yang diciptakan.
Penerapan
Mastropieri dan scruggs (1991) menyediakan banyak aplikasi, yang meliputi materi-materi yang dikembangkan untuk semua bidang yang cukup sulit bagi siswa, seperti tempat-tempat geografis dan historis serta penduduknya. Model memori dapat diterapkan pada seluruh bidang kurikulum yang materinya menuntut hapalan dari siswa, pelajaran ini dikontrol oleh guru, karena model ini memiliki aplikasi cukup luas setelah siswa menguasai persoalan atau materi. Siswa diajarkan langkah-langkah yaitu sebagai berikut:
1.      Mengolah informasi untuk dipelajari à semakin banyak informasi yang diolah, semakin mudah ia peroleh dan dipelajari.
2.      Menata informasi untuk dipelajari.
3.      Menghubungkan informasi dengan materi yang familiar (bunyi dan arti keduanya perlu dipertimbangkan)
4.      Menghubungkan informasi dengan representasi visual.
5.      Menghubungkan informasi dengan informasi lain yang telah di asosiasikan.
6.      Perangkat-perangkat yang membuat informasi menjadi hidup juga bermanfaat.
7.      (Praktik) Latihan selalu penting dan siswa akan mendapat manfaat dengan melatih diri mereka sendiri.
C.    Pengaruh Instruksional dan Pendidikan
Model hafalan secara khusus dirancang untuk meningkatkan kapasitas siswa dalam menyimpan dan memperoleh informasi. Salah satu hasil yang paling penting dari model ini adalah pengakuan atau penghargaan siswa bahwa belajar tidaklah selalu misterius, tetapi lebih merupakan proses inheren saat mereka sedang tidak mampu/tidak memiliki kendali.
INSTRUKSIONAL
PENGIRING
Model
Mnemonik
Peningkatan kapasitas penggambaran dan perwujudan bentuk pemikiran kreatif juga merupakan bagian penting dari pembelajaran yang lebih konvergen dan berorientasi pada informasi (information- oriented learning) dalam latihan untuk penguasaan dalam hati, kreativitas perlu dipupuk, dan ketenangan dengan pemikiran yang nyaman dan kreatif juga perlu di tingkatkan. Membentuk gambar (imaging) sebagai bagian dari kerja memori dan mendisiplinkan untuk menghadirkan lingkungan secara otomatis. Contohnya pada gambar berikut:




Kesadaran tentang bagaimana belajar dan bagaimana meningkatkan pembelajaran pada akhirnya dapat menghasilkan keahlian dan kontrol pada masa depan seseorang.
PENUTUP
KESIMPULAN
Menghapal sebenarnya sudah muncul sepanjang hidup kita, yang rersaji di hadapan kita. Kita dituntut untuk mempelajari kata-katadan menghubungkannya dengan objek, kejadian, tingkah laku, dan kualitas yang dihadirkan. Dengan mempersiapkan materi, mengembangkan hubungan-hubungan dengan menggunakan teknik-teknik sistem kata kunci, kata ganti, dan kata hubung untuk memperluas gambaran, dan ingin kita ingat kembali.
Metode kata hubung berhasil mengembangkan sistem yang memiliki implikasi praktis pada rancangan materi instruksional, untuk pengajaran, pembinaan kelas, dan siswa, utamanya dalam hal bagaimana sekolah mampu memformat metode hafalan sebagai metode yang lebih menyenangkan
Sistem memori lebih efektif pada saat perhatian siswa pada materi yang sedang mereka pelajari, dengan melihat, rasakan, sentuh, dan cium sebagai cara memanfaatkan pancaindra. pengakuan atau penghargaan siswa dalam peningkatan kapasitas penggambaran dan perwujudan bentuk pemikiran kreatif juga merupakan bagian penting dari pembelajaran yang berorientasi pada informasi, latihan, kreativitas, dan ketenangan dengan pemikiran yang nyaman dan kreatif untuk menghasilkan keahlian dan kontrol pada masa depan siswa.  


DAFTAR PUSTAKA

Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. (1009). Models of Teaching (8thed). Upper Saddle River, NJ: Pearson Education, Inc.

0 komentar:

Posting Komentar