(disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Filsafat Ilmu,
25 November 2013)
Oleh
CHAYA PEBIYANA
06032681318062
Dosen Pengampu:
1. Prof. Mulyadi Eko Purnomo,M.Pd
2. Dr. Riswan Jaenuddin, M.Pd
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
UJIAN UTS SEMESTER GANJIL 2013/2014
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FKIP SARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Soal 1:
1. lihat silabus atau kurikulum teknologi pendidikan
Deskripsikan dan
petakan keberadaan mata kuliah filsafat ilmu dalam kerangka keseluruhan prodi
TP Pascasarjana Unsri. Bagaimanakah peran mata kuliah ini dalam upaya
mengembangkan mahasiswa menjadi ilmuwan dan profesional ? (nilai 30)
Kurikulum Teknologi Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan berdasarkan sistem
kredit semester dengan kegiatan perkuliahan di kelas, seminar, praktek
laboratorium, dan penulisan tesis. Beban sks untuk Program Studi Teknologi
Pendidikan sebesar 41-50 sks dengan rincian mata kuliah sebagai berikut.
Jawab :
Kode
Mata
Kuliah
|
Mata
kuliah
|
SKS
|
GIP 51312
GIP 51612
GIP 52212
|
Mata
Kuliah Umum
1. Filsafat
Ilmu
2. Statistik
Pendidikan
3. Metodologi
Penelitian Pendidikan
|
2
3
3
|
GIP 51512
GTP 52712
GTP 52512
|
Mata Kuliah Dasar Kependidikan
1. Landasan dan
Problematika Kependidikan
2. Teori Belajar dan
Pembelajaran
3. Perencanaan Pendidikan
|
3
3
3
|
GTP 51212
GTP 52612
GTP 52412
GTP 53112
GTP
53412
|
Mata Kuliah Keahlian
1. Dasar-dasar Teknologi
Pendidikan
2. Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Pendidikan
3. Pengembangan Sistem
Instruksional
4. Desain Media Instruksional
5. Pengelolaan Pusat Sumber Belajar
|
3
3
3
3
3
|
GTP
53312
GTP
52112
GTP
52312
GTP
53212
|
Mata Kuliah Pilihan* (untuk
semester 2 Pilihannya adalah Pendidikan Komparatif dan Difusi Inovasi
Pendidikan untuk semester 3 Pilihannya adalah Pengembangan Kurikulum dan
Evaluasi dalam Pendidikan )
1. Pengembangan Kurikulum
2. Pendidikan Komparatif
3. Difusi dan Inovasi
Pendidikan
4. Evaluasi Dalam Pendidikan
|
3
3
3
3
|
GIP
51112
GIP
51412
|
Mata Kuliah Non Kredit
1. Bahasa
Inggris
2. Komputer
|
0
0
|
GIP
69112
GIP
69212
GIP
69312
|
Tugas
Akhir
1. Seminar
Proposal Tesis
2. Seminar
Hasil Penelitian
3. Tesis
|
1
1
6
|
Diposkan
oleh teknologi pendidikan di 23:31
Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Filsafat
memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang melahirkan dan membantu
mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu pengetahuan itu dapat hidup dan
berkembang. Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam
mempertanggung-jawabkan ilmunya. Pertanggung-jawaban secara rasional di sini
berarti bahwa setiap langkah langkah harus terbuka terhadap segala pertanyaan
dan sangkalan dan harus dipertahankan secara argumentatif, yaitu dengan
argumen-argumen yang obyektif (dapat dimengerti secara intersubjektif).
Hampir semua penyakit dan ilmu dapat dipelajari oleh
kita. Semua itu berangkat dari filsafat. Filsafat itu ibarat pondasi dalam
sebuah bangunan. Filsafat (mencari kebenaran versi manusia) mulanya berasal
dari data empiris (pengalaman). Filsafat ilmu adalah ikhtiar manusia untuk
memahami pengetahuan agar menjadi bijaksana. Dengan filsafat ilmu keabsahan
atau cara pandang harus bersifat ilmiah. Filsafat ilmu memperkenalkan knowledge dan science yang
dapat ditransfer melalui proses pembelajaran atau pendidikan.
Filsafat ilmu adalah filsafat yang menelusuri dan
menyelidiki sedalam dan seluas mungkin segala sesuatu mengenai semua ilmu,
terutama hakekatnya, tanpa melupakan metodenya. Filsafat ilmu menuntut jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut (Komara, 2011:6) :
1.
Karaktersitik-karakteristik apa yang membedakan
penyelidikan ilmiah dari tipe penyelidikan lain?
2.
Kondisi yang bagaimana yang patut dituruti oleh para
ilmuwan dalam penyelidikan alam?
3.
Kondisi yang bagaimana yang harus dicapai bagi suatu
penjelasan ilmiah agar menajadi benar?
4.
Status kognitif yang bagaimana dari prinsip-prinsip
dan hokum-hukum ilmiah?
Ilmu yang kini telah mengelaborasi ruang lingkupnya
yang menyentuh sendi-sendi kehidupan manusia yang paling dasariah, baik
individual maupun social memiliki dampak yang amat besar, setidaknya menurut
Koentowibisono (dalam Komara, 2011:6) ada tiga hal. Pertama, ilmu yang satu sangat berkaitan dengan
yang lain, sehingga sulit ditarik batas antara ilmu dasar dan ilmu terapan,
antara teori dan praktik. Kedua, semakin
kaburnya garis batas tadi sehingga timbul permasalaha sejauh mana seorang
ilmuwan terlibat dengan etika dan moral. Ketiga, dengan
adanya implikasi yang begitu luas terhadapat kehidupan umat manusia, timbul
pula permasalahan akan makna ilmu itu sendiri sebagai sesuatu yang membawa
kemajuan atau malah sebaliknya.
Dengan pemahaman yang tertera di atas, bahwa filsafat
ilmu sebagai dasar dari segala ilmu pengetahuan, karena filsafat ilmu
menelusuri, menyelidiki pengetahuan sehingga terlahirlah ilmu yang merupakan
objek sasarannya atau yang populer dengan sebutan “ilmu tentang ilmu”. Maka
peran filsafat ilmu dalam kerangka keseluruhan program studi Teknologi
Pendidikan adalah sebagai landasan, pijakan, dasar dalam memahami, menelusuri,
mengkaji segala kerangka program studi Teknologi Pendidikan sehingga dapat
melahirkan ilmuwan dan profesional yang dapat berdedikasi secara nasional
khususnya maupun internasional umumnya.
Soal 2:
2. Filsafat membahas dua objek kajian pokok, formal dan
material. Bagaimana memaknai dua kajian tersebut ! jawaban dengan contoh akan
lebih mengklarifikasi jawaban saudara ! (nilai 20)
Jawab :
Filsafat dari objek formal : Objek formal filsafat, yaitu sudut pandangan yang menyeluruh, secara umum
sehingga dapat mencapai hakikat dari objek materialnya (Lasiyo dan Yuwono,
1985, hlm. 6).
Filsafat dari objek material:
menurut H.A Dardiri berpendapat, objek material filsafat adalah segala sesuatu
yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam
kemungkinan’. Kemudian, apakah gerangan segala sesuatu yang ada itu?
Segala sesuatu yang ada dapat
dibagi dua, yaitu
1. Ada yang bersifat umum, dan
2. Ada yang bersifat khusus
Ilmu yang menyelidiki tentang hal
ada pada umumnya disebut ontologi. Adapun ada yang bersifat khusus dibagi dua,
yaitu ada yang mutlak, dan ada yang tidak mutlak. Ilmu yang menyelidiki alam
disebut kosmologi dan ilmu yang menyelidiki manusia disebut antropologi
metafisik (H.A. Dardiri, 1986, hlm. 13-14)
Dari dua makna mengenai dua kajian objek
formal dan material pada filsafat tersebut yaitu : kedua objek filsafat ilmu tersebut menjelaskan bahwa
filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman
mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya,
pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan manusia. Pengkajian
tersebut tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang tercakup dalam bidang ontologi, epistemologi, dan
axiologi dengan berbagai
pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para ahli.
Contohnya : Persoalan-persoalan
umum (implikasi dari obyek material dan obyek formal) yang ditemukan dalam
bidang ilmu antara lain sebagai berikut:
ü Sejauh mana batas-batas atau ruang lingkup yang menjadi wewenang
masing-masing ilmu khusus itu?
ü Dari mana ilmu khusus itu dimulai dan sampai mana harus berhenti?
ü Dimanakah sesungguhnya tempat-tempat ilmu khusus dalam realitas yang
melingkupinya?
ü Metode-metode yang dipakai ilmu tersebut berlakunya sampai dimana?
ü Apakah persoalan kawalitas (hubungan sebab-akibat yang berlaku dalam ilmu
kedalaman juga berlaku juga bagi ilmu-ilmu sosial maupun humaniora.
Objek Material: Tuhan
Objek Formal : Zat
yang terdiri dari:
Sifat, Af’al / perbuatan mencipta/memelihara.
Objek Material: Manusia
Objek Formal : yang terdiri
dari :
· Prilaku : baik-buruk
· Hasil Karya: budaya culture
· Peristiwa yang dialami
· Pengtahuan
Soal 3:
3. (nilai 30)
a. Jelaskan makna ilmu, bagaimanakah perkembangan suatu jenis pengetahuan
menjadi ilmu, berikan contoh!
Jawab :
·
Pengetahuan
ilmu atau ilmu (bah. Inggris Science dan Latin Scientia yang diturunkan dari
kata scire), memiliki makna ganda, yaitu : mengetahui
(to know), dan belajar (to learn). Sisi pertama to know menunjuk pada aspek statis
ilmu, yaitu sebagai hasil, berupa pengetahuan sistematis. Sisi kedua menunjuk
pada hakikat dinamis ilmu, sebagai sebuah proses (aktivitas-metodis). Sisi
kedua tersebut hendak menunjukkan bahwa ilmu sebagai aktifitas pembelajaran,
bukanlah sebuah aktifitas menunggu secara pasif, melainkan merupakan sebuah
usaha secara aktif untuk menggali, mencari, mengejar, atau menyelidiki sampai
pengetahuan itu diperoleh secara utuh, obyektif, valid, dan sistematis.
·
(Prof. Dr. Mulyadi Eko Purnomo,M.Pd dan Dr.Riswan Jaenuddin, M.Pd Pertemuan
09 September 2013)
·
Perkembangan suatu jenis pengetahuan menjadi ilmu: Pengetahuan à Knowlage à
Ilmiah à Ilmu
·
Jadi perkembangan pengetahuan menjadi ilmu karena pengetahuan berkembang
melalui sarana apa yang ada dalam pengetahuan yang ada pada diri manusia dan
sejarah atau history pada manusia yang dijadikan ilmu oleh manusia itu sendiri.
·
Contohnya :
manusia berfikir tentang pengetahuan, dari pengetahuan yang manusia inginkan
manusia mencari mengenali terlebih dahulu apa yang akan ia cari tentang
pengetahuan, kebenaran dari pengetahuan tersebut melalui apa yang pertama harus
dilakukan, cara yang akan dilakukan, teknik dan metodenya, selanjutnya sarana
yang akan membantu untuk mendapatkan pengetahuan yang yang akan manusia
tersebut gunakan. Sehingga pengetahuan yang di cari kebenarannya dan didapatkan
satu keseimpulan disanalah ilmu itu berada.
b. Tidak semua pengetahuan manusia dapat dikategorikan sebagai ilmiah. Sependapatkah saudara dengan pernyataan tersebut. Berikan penjelasan !
Jawab :
Iya saya sependapat Tidak semua pengetahuan manusia dapat dikategorikan sebagai ilmiah karena kita terlebih dahulu harus mengkaji pengetahuan manusia dapat
dikategorikan sebagai ilmiah atau tidaknya melalui bagaimana hakikat kebenaran
pengetahuan manusia dalam kajian ilmiah. Kebenaran teori itu bisa dikaji
melalui rasionalisme, empirisime / positifisme, kreatifisme. Secara lebih
tuntas dapat di katakana bahwa sarana berfikir ilmiah mempunyai metode
tersendiri dalam mendapatkan pengetahuan sesuai denga kebenarannya
masing-masing.
Contohnya: Seandainya seseorang berkata kepada kita bahwa dia tahu
bagaimana cara bermain gitar, maka seseorang yang lainnya mungkin bertanya,
apakah pengetahuan anda itu merupakan ilmu? Tentu saja dengan mudah ia menjawab
bahwa pengetahuan bermain gitar itu bukan ilmu, melainkan seni. Kemeny
(1959:10) berkata : sering kita melakukan rasionalisasi untuk membela
kekurangan kita, atau bahkan konpensasi dengan kata-kata yang muluk untuk
menutupi ketidak tahuan.
Soal 4:
4. Dalam pembentukan suatu argumen atau hasil
pemikiran/penalaran yang logis diperlukan logika berfikir, baik deduktif maupun
induktif. Jelaskan dan berikan contoh penggunaan logika dalam berfikir
tersebut. (nilai 20)
Jawab :
Logika induktif
erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi
kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh
pernyataan yang bersifat induktif : semua binatang mempunyai mata dan semua
manusia mempunyai mata, dapat ditarik kesimpulan bahwa semua makhluk mempunyai
mata.
sedangkan
deduktif kesimpulan didapat dari hal yang bersifat umum menjadi khusus yang
bersifat individual.
Contoh
pernyataan yang bersifat deduktif:
Semua makhluk
mempunyai mata (premis mayor)
Jadi Si Polan
mempunyai mata.
Kesimpulan yang
diambil bahwa Si Polan mempunyai mata adalah sah menurut penalaran deduktif,
sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua premis yang mendukungnya.
Pernyataan apakah kesimpulan itu benar maka dapat dipastikan bahwa kesimpulan
itu salah, meskipun kedua premisnya benar, sekiranya cara penarikan kesimpulan
adalah tidak sah dengan demikian maka ketepatan penarikan kesimpulan tergantung
dari tiga hal yakni kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor dan
keabsahan mengambil kesimpulan (Suryasumantri, 1990:49).
0 komentar:
Posting Komentar