TINJAUAN TEKNOLOGI TERHADAP MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURNAL
LANDASAN dan PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
TINJAUAN TEKNOLOGI TERHADAP MANAJEMEN PENDIDIKAN

(disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Landasan dan Problematika Pendidikan, November 2013)

Oleh
CHAYA PEBIYANA
06032681318062

Dosen Pengasuh:
1.    Dr. Yosef, M. A
2.    Dr. Edi Harapan, M.Pd

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
TINJAUAN TEKNOLOGI TERHADAP MANAJEMEN PENDIDIKAN
Chaya Pebiyana
Pendahuluan
Perkembangan teknologi berpengaruh juga terhadap perkembangan pendidikan, sehingga lahir beberapa hal baru dalam dunia pendidikan. Hal baru tersebut pada awalnya hanya menfokuskan diri pada bidang media, sehingga dapat memberikan nilai tambah dalam proses, produk dan struktur atau system.  Ketiga hal tersebut di kenal sebagai teknologi pendidikan (education tecnologi). Teknologi Pendidikan adalah memecahkan masalah belajar dan bekerja sebagai proses, adapun proses itu sendiri merupakan kegiatan yang tidak berawal dan tidak berakhir, ini menyatakan bahwa pemecahan masalah tersebut tercemin dalam rumusan sumber belajar (learning resorces) yang dikaji secara ilmiah melalui prosedur pengembangan (Development functions) dan dikelola dengan baik agar mudah dimanfaatkan atau diakses oleh peserta didik (Prawiradilaga, 2012:28)
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni  melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin manus yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Mary Parker Follet, mendefinisikan manajemen: sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen: sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman.
Berdasarkan uraian diatas, makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai tinjauan teknologi terhadap manajemen pendidikan

Definisi Teknologi
Perkembangan teknologi berpengaruh juga terhadap perkembangan pendidikan, sehingga lahir beberapa hal baru dalam dunia pendidikan. Hal baru tersebut pada awalnya hanya menfokuskan diri pada bidang media, sehingga dapat memberikan nilai tambah dalam proses, produk dan struktur atau system. Ketiga hal tersebut di kenal sebagai teknologi pendidikan (education tecnologi).
Landasan berfikir dalam bidang teknologi pendidikan (education technologi) atau teknologi pembelajaran (instructional technologi) yang menjadikan bidang garapan baru menjadi bidang ilmu atau menjadi disiplin ilmu yang baru adalah rangkaian dalil yang dijadikan sebagai pembenar.
Pengertian teknologi pendidikan yang dimaksud bukan hanya alat-alat bantu belajar saja seperti audio, audio visual, dan sebagainya, melainkan perencanaan, desain kurikulum, evaluasi kurikulum, analisis pengalaman belajar, implementasi program dan reinovasi belajar dan sebagainya. Jadi teknologi pendidikan menyangkut teori dan praktek, sehingga teknologi pendidikan bersifat rasional, menggunakan problem solving approach dalam pendidikan dan skeptis serta sistematis dalam cara berfikir tentang belajar dan membelajarkan. Untuk lebih jelasnya Donal P. Ely seperti yang dikutip oleh Wijaya, Djajuri dan Rusyan (1988:39) mengatakan bahwa teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang mencakup berbagai fasilitas belajar melalui identifikasi yang sistematis, pengembangabn, pengorganisasim dan penggunaan sumber-sumber yang maksimal dan penghelolaan prosesnya.
Kata teknologi sering kali oleh masyarakat di artikan sebagai alat elektronik. Tapi oleh ilmuan dan ahli filsafat, ilmu pengetahuan di artikan sebagai pekerjaan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Jadi teknologi lebih mengacu pada usaha untuk memecahkan masalah manusia. Macam macam teknologi  pendidikan  menurut davies (1972) ada tiga yaitu:
a.    Teknologi pendidikan satu yaitu mengarah pada perangkat keras.
b.    Teknologi pendidikan dua yaitu mengacu pada “perangkat lunak”.
c.    Teknologi pendidikan tiga yaitu: kombinasi antara dua teknologi “perangkat keras” dan “perangkat lunak”.

Penerapan teknololgi pendidikan dalam pembelajaran dimaksudkan agar belajar lebih efektif, efisien, lebih banyak, lebih luas, lebih cepat dan lebih bermakna bagi kehidupan orang yang belajar. Tahapan-tahapan dalam mengaplikasikan teknologi pendidikan antara lain:
a)      Analisis Kebutuhan.
b)      Analisis Ketrampilan.
c)       Menulis Tujuan.
d)      Desain Pembelajaran.
e)      Pengembangan kelas.
f)       Pelaksanaan.




Definisi Manajemen
Manajemen adalah Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya.
Proses Manajemen.
a.    Perencanaan: Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
b.    Pengorganisasian: Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif,dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efesien guna pencapaian tujuan organisasi.
c.    Pengarahan: Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
d.    Pengendalian: Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Manajemen dibagi menjadi 4 bagi yaitu :
1.    Manajemen Sumber Daya Manusia: Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh SDM yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagiamana SDM yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun bertambah.
2.    Manajemen Operasional: Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen,dengan teknik produksi yang seefesien mungkin,dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produksi akhir yang dihasilkan dalam proses produksi.
3.    Manajemen Pemasaran: Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen,dana bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.
4.    Manajemen Keuangan: Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit.Tugas manajemen keuangan diantaranya merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh,dan dengan cara bagaimana modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan.

Tinjauan teknologi terhadap manajemen pendidikan
Proses yang menyangkut upaya untuk mencapai tujuan pendidikan teknologi berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan karena landasan berfikir dalam bidang teknologi pendidikan (education technologi) atau teknologi pembelajaran (instructional technologi) yang menjadikan bidang garapan baru menjadi bidang ilmu atau menjadi disiplin ilmu yang baru adalah rangkaian dalil yang dijadikan sebagai pembenar  sehingga dapat memberikan nilai tambah dalam proses, produk dan struktur atau system. Dalam Teknologi terhadap manajemen pendidikan juga sangat berpengaruh terutama dari aspek yang akan dikaji dalam mencapai tujuan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sebagai bentuk perubahan dari sebelum manusia atau sumber daya manusia awal sampai ke modern dengan menggunakan alat pemasaran melalui barter barang, jasa, sampai bentuk uang yang menjadi satu kesatuan didalam teknologi perubahan untuk mencapai teknologi yang berkembang. 

Kesimpulan
1.    Perkembangan teknologi berpengaruh juga terhadap perkembangan pendidikan
2.    Teknologi lebih mengacu pada usaha untuk memecahkan masalah manusia
3.    Manajemen adalah Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya melalui: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
4.    Ruang lingkup Manajemen terdiri dari : manajemen sumber daya manusia, manajemen operasional, manajemen pemasaran, manajemen keuangan
5.    Dalam Teknologi terhadap manajemen pendidikan juga sangat berpengaruh terutama dari aspek yang akan dikaji dalam mencapai tujuan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sebagai bentuk perubahan dari sebelum manusia atau sumber daya manusia awal sampai ke modern

DAFTAR PUSTAKA
Prawiradilaga, Dewi S. 2012. Wawasan Teknologi Pendidikan. Penerbit Kencana & UNJ: Jakarta.
Nurjanah, S. (2011). Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Perspektif Ekonomi. Disajikan di FGD (Focus Group Discussion) Perpustakaan UNJ, 26 April 2011, Diknas-UNJ.




Teknologi Pendidikan dalam Peningkatan Mutu Aplikasi Pendidikan

Teknologi Pendidikan dalam Peningkatan Mutu Aplikasi Pendidikan

 (disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Dasar-dasar Teknologi Pendidikan dan dipresentasikan pada hari Senin, 07 Oktober 2013)

Oleh
CHAYA PEBIYANA
06032681318062

Dosen Pengampu:

1.    Prof.Dr.H.Fuad Abd.Rachman, M.Pd
2.    Dr. L.R.Retno Susanti M.Hum


PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Berdasarkan UU RI No. 20 Thn 2013 Tentang SISDIKNAS Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa.
       Menurut John Dewey dalam naufal el hakim Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup (John Dewey dalam naufal el hakim, 2013: 1)
Teknologi pendidikan yang merupakan bagian dari pendidikan, yang berkepentingan dengan segala aspek pemecahan masalah belajar manusia melalui proses yang rumit dan saling berkaitan, juga ikut serta berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui cara-cara yang berbeda.
Teknologi pendidikan memiliki potensi untuk mengatasi permasalahan tersebut, oleh karena itu perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya dengan mengatasi masalah belajar siswa yang pada umumnya adalah sulit mempelajari konsep yang abstrak, sulit membayangkan peristiwa yang telah lalu, sulit mengamati obyek yang terlalu kecil atau terlalu besar, sulit memperoleh pengalaman langsung, sulit memahami pelajaran yang diceramahkan, sulit memahami konsep yang rumit, terbatasnya waktu untuk belajar, selain itu sikap pasif dan kurang minatnya peserta didik juga menjadi faktor rendahnya mutu pendidikan (Miarso, 2011: 554).
Berdasarkan hal tersebut di atas, nampaknya peningkatan mutu pendidikan perlu diarahkan berdasarkan pendekatan teknologi pendidikan, yang mampu mewujudkan peningkatan mutu pendidikan. Karena pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu strategi yang digunakan untuk menganalisis, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola usaha pemecahan masalah belajar yang dihadapi setiap individu, dengan memanfaatkan berbagai macam recources (Miarso, 2011: 556).
Rumusan Masalah
1.    Peningkatan mutu aplikasi pendidikan dalam teknologi pendidikan.

Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui peningkatan mutu pendidikan berdasarkan aplikasi teknologi pendidikan.
PEMBAHASAN
Definisi Aplikasi Teknologi Pendidikan
Ditinjau dari pendekatan pendidikan, teknologi pendidikan adalah suatu proses yang bersistem dalam usaha mendidikan atau membelajarkan. Dalam proses yang bersistem ini kemungkinan besar digunakan teknologi pendidikan sebagai produk (Miarso 2007: 76).
Berdasarkan UU RI No. 20 Thn 2013 Tentang SISDIKNAS Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa aplikasi teknologi sebagai penerapan dari suatu disiplin ilmu yang membahas proses dalam usaha mendidik atau membelajarkan, dan dalam proses mendidik atau membelajarkan tersebut kemungkinan besar menggunakan teknologi.
Pengertian Mutu Pendidikan
Mutu dalam konteks “hasil belajar” mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap waktu cawu, akhir semester, akhir tahun, 5 tahun bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (studens achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis (misalnya ulangan umum, Ebta, Ebtanas). Dapat pula prestasi di suatu cabang olah raga, seni atau keterampilan tambahan tertentu misalnya: computer, beragam jenis teknik, jasa. Bahkan seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan dan lain sebagainya (Depdiknas: 2003).
Konsep tentang peningkatan mutu pendidikan juga diartikan secara berbeda-beda, tergantung pada situasi dan kondisi. Secara konseptual kriteria mutu itu dikategorikan ke dalam lima hal, yaitu kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efesiensi, dan produktivitas (Miarso, 2011: 516).
Dari uraian di atas di dapat simpulan bahwa mutu pendidikan adalah tingkat keunggulan hasil kerja dalam pendidikan baik yang berupa proses pendidikan maupun dalam hasil pendidikan. Dari pengertian aplikasi teknologi pendidikan dan pengertian peningkatan mutu pendidikan di atas, dapat dikatakan bahwa aplikasi teknologi pendidikan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah penerapan teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu yang membahas proses mendidik atau membelajarkan tersebut kemungkinan besar menggunakan teknologi sebagai upaya peningkatan keunggulan hasil kerja dalam bidang pendidikan baik yang berupa proses pendidikan maupun berupa hasil pendidikan.
Menurut Miarso dalam Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (2011) beberapa pedoman umum dalam aplikasi teknologi pendidikan dan implemasinya:
1)    Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang psikologi, komunikasi, manajemen, rekayasa dan lain-lain.
2)    Memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan serampak, dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling kaitan di antaranya.
3)    Digunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan masalah belajar.
4)    Tumbuhnya daya lipat atau efek sinergi, dimana penggabungan pendekatan dan atau unsur mempunyai nilai-nilai lebih dari sekedar penjumlahan. Demikian pula pemecahan secara menyeluruh dan serempak akan mempunyai nilai lebih daripada memecahkan masalah secara terpisah (Miarso, 2007: 78).
Peningkatan Mutu pendidikan dalam aplikasi teknologi pendidikan tidak terlepas dari :
Siapa saja dan dengan cara yang sangat bervariasi dan fleksibel, tergantung kepada situasi dan kondisi sekolah dan guru yang bersangkutan. (Prawiradilaga dan Siregar, 2008: 311). Terdiri dari :
·        Pola pemanfaatan di Lab Komputer
Bagi sekolah yang telah memiliki fasilitas laboratorium komputer yang tersambung ke internet, dapat memanfaatkan situs ini di lab. Situs ini dapat diakses secara bersama-sama dalam bentuk klasikal ataupun individual di lab dengan bimbingan guru.
·        Pola pemanfaatan di Kelas
Apabila sekolah belum memiliki lab komputer, namun mempunyai sebuah LCD proyektor dan sebuah komputer yang tersambung ke internet, maka pemanfaatan situs ini dapat dilakukan dengan cara presentasi di depan kelas. Bahan belajar yang ada pada edukasi.net akan menjadi bahan pengayaan proses pembelajaran tatap muka di kelas, sesuai dengan topik yang dibahas pada saat itu.
·        Pola penugasan
Untuk sekolah yang belum memiliki sambungan internet, dapat memanfaatkan situs ini dengan pola penugasan. Siswa dapat mengakses internet pada tempat-tempat yang menyediakan jasa layanan internet, misalnya warnet, di rumah, ataupun tempat lainnya.
·        Pola pemanfaatan individual
Di luar itu semua siswa di beri kebebasan untuk memanfaatkan dan mengeksplor seluruh materi yang ada pada EdukasiNet, baik yang berupa bahan belajar, pengetahuan populer dan fasilitas komunikasi secara individual. Pemanfaatannya bisa dilakukan di rumah, bagi siswa yang memiliki komputer yang tersambung ke internet atau dilakukan di Warnet..
·        Kondisi sekolah dan guru yang bersangkutan untuk kelancaran proses belajar mengajar dikelas.
*      Siswa dan guru dapat memperoleh sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum.
*      Guru dan siswa atau siswa dengan siswa lainnya dapat melakukan dikusi melalui forum diskusi.
*      Guru dan siswa saling dapat bertukar informasi melalui mailing list.
*      Guru dan siswa dapat mendownload materi pelajaran yang diperlukan.
·        Menggunakan Sumber belajar yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja  dengan internet pengalaman dengan pengguna lainnya melalui fasilitas forum, berita dan lain-lain (Prawiradilaga dan Siregar, 2008: 311).
Contohnya Hampir semua kelas telah dilengkapi komputer dan peralatan ICT yang lain. Rasio ketersediaan komputer dan jumlah sisiwa disekolah asalah 1:5 untuk jenjang SMU dan 1:7 untuk SMP, dan 1:10 untuk SD. Semua sekolah memiliki tingkat akses internet dengan kecepatan yang tinggi dan bandwith  33% guru dilatih setiap tahun oleh guru yang dudah memilki sertifikat ICT.
·        Sesuai dengan Kurikulum yang berlaku.
Hingga saat ini belum ada kurikulum ICT resmi untuk jenjang pendidkan dasar dan menengah, karena hingg saat ini pengembangan kurikulum tersebut yang dilakukan oleh pihak yang berkompeten yaitu Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas belum juga selesai.

Kesimpulan
Kecepatan perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi di dunia yang tidak dapat diperkirakan ditanggapi positif oleh dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh Departemen yang menangani masalah pendidikan. Salah satunya adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan dan bagaimana pemanfaatan teknologi dalam pendidikan yang diharapkan mampu memberikan informasi praktis tentang pengetahuan baik terhadap siswa maupun kepada guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai guru profesional.
Kemajuan Teknologi Infornasi dan Komunikasi memberikan banyak peluang bagi pendidikan untuk berkembang. Pendalaman materi-materi pelajaran di sekolah yang biasanya menggunakan buku dapat dilakukan dengan alternatif lain yaitu lewat intenet. Aplikasi teknologi pendidikan dalam hal ini berbasis internet diharapkan mampu meningkatan mutu pembelajaran sehingga pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.



Daftar Pustaka                                                                                  
Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Penerbit Kencana & UNJ: Jakarta.
Prawiradilaga, Dewi S, dkk. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Penerbit Kencana & UNJ: Jakarta
Prawiradilaga, Dewi S. 2012. Wawasan Teknologi Pendidikan. Penerbit Kencana & UNJ: Jakarta.






SOAL DAN JAWABAN UTS SEMESTER GANJIL 2013/2014 FILSAFAT ILMU CHAYA

SOAL DAN JAWABAN UTS SEMESTER GANJIL 2013/2014

(disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Filsafat Ilmu,
25 November 2013)

Oleh
CHAYA PEBIYANA
06032681318062


Dosen Pengampu:

1.    Prof. Mulyadi Eko Purnomo,M.Pd
2.    Dr. Riswan Jaenuddin, M.Pd

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
UJIAN UTS SEMESTER GANJIL 2013/2014
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FKIP SARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Soal :
1.    lihat silabus atau kurikulum teknologi pendidikan
Deskripsikan dan petakan keberadaan mata kuliah filsafat ilmu dalam kerangka keseluruhan prodi TP Pascasarjana Unsri. Bagaimanakah peran mata kuliah ini dalam upaya mengembangkan mahasiswa menjadi ilmuwan dan profesional ? (nilai 30)
Jawab :

Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Filsafat memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu pengetahuan itu dapat hidup dan berkembang. Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam mempertanggung-jawabkan ilmunya. Pertanggung-jawaban secara rasional di sini berarti bahwa setiap langkah langkah harus terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan dan harus dipertahankan secara argumentatif, yaitu dengan argumen-argumen yang obyektif (dapat dimengerti secara intersubjektif).
Hampir semua penyakit dan ilmu dapat dipelajari oleh kita. Semua itu berangkat dari filsafat. Filsafat itu ibarat pondasi dalam sebuah bangunan. Filsafat (mencari kebenaran versi manusia) mulanya berasal dari data empiris (pengalaman). Filsafat ilmu adalah ikhtiar manusia untuk memahami pengetahuan agar menjadi bijaksana. Dengan filsafat ilmu keabsahan atau cara pandang harus bersifat ilmiah. Filsafat ilmu memperkenalkan knowledge dan science yang dapat ditransfer melalui proses pembelajaran atau pendidikan.

Filsafat ilmu adalah filsafat yang menelusuri dan menyelidiki sedalam dan seluas mungkin segala sesuatu mengenai semua ilmu, terutama hakekatnya, tanpa melupakan metodenya. Filsafat ilmu menuntut jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut (Komara, 2011:6) :
1.    Karaktersitik-karakteristik apa yang membedakan penyelidikan ilmiah dari tipe penyelidikan lain?
2.    Kondisi yang bagaimana yang patut dituruti oleh para ilmuwan dalam penyelidikan alam?
3.    Kondisi yang bagaimana yang harus dicapai bagi suatu penjelasan ilmiah agar menajadi benar?
4.    Status kognitif yang bagaimana dari prinsip-prinsip dan hokum-hukum ilmiah?
Ilmu yang kini telah mengelaborasi ruang lingkupnya yang menyentuh sendi-sendi kehidupan manusia yang paling dasariah, baik individual maupun social memiliki dampak yang amat besar, setidaknya menurut Koentowibisono (dalam Komara, 2011:6) ada tiga hal. Pertama, ilmu yang satu sangat berkaitan dengan yang lain, sehingga sulit ditarik batas antara ilmu dasar dan ilmu terapan, antara teori dan praktik. Kedua, semakin kaburnya garis batas tadi sehingga timbul permasalaha sejauh mana seorang ilmuwan terlibat dengan etika dan moral. Ketiga, dengan adanya implikasi yang begitu luas terhadapat kehidupan umat manusia, timbul pula permasalahan akan makna ilmu itu sendiri sebagai sesuatu yang membawa kemajuan atau malah sebaliknya.
Dengan pemahaman yang tertera di atas, bahwa filsafat ilmu sebagai dasar dari segala ilmu pengetahuan, karena filsafat ilmu menelusuri, menyelidiki pengetahuan sehingga terlahirlah ilmu yang merupakan objek sasarannya atau yang populer dengan sebutan “ilmu tentang ilmu”. Maka peran filsafat ilmu dalam kerangka keseluruhan program studi Teknologi Pendidikan adalah sebagai landasan, pijakan, dasar dalam memahami, menelusuri, mengkaji segala kerangka program studi Teknologi Pendidikan sehingga dapat melahirkan ilmuwan dan profesional yang dapat berdedikasi  secara nasional khususnya maupun internasional umumnya.
Soal :
2.    Filsafat membahas dua objek kajian pokok, formal dan material. Bagaimana memaknai dua kajian tersebut ! jawaban dengan contoh akan lebih mengklarifikasi jawaban saudara ! (nilai 20)
Jawab :
Filsafat dari objek formal : Objek formal filsafat, yaitu sudut pandangan yang menyeluruh, secara umum sehingga dapat mencapai hakikat dari objek materialnya (Lasiyo dan Yuwono, 1985, hlm. 6).
Filsafat dari objek material: menurut H.A Dardiri berpendapat, objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan’. Kemudian, apakah gerangan segala sesuatu yang ada itu?
Segala sesuatu yang ada dapat dibagi dua, yaitu
1. Ada yang bersifat umum, dan
2. Ada yang bersifat khusus
Ilmu yang menyelidiki tentang hal ada pada umumnya disebut ontologi. Adapun ada yang bersifat khusus dibagi dua, yaitu ada yang mutlak, dan ada yang tidak mutlak. Ilmu yang menyelidiki alam disebut kosmologi dan ilmu yang menyelidiki manusia disebut antropologi metafisik (H.A. Dardiri, 1986, hlm. 13-14)
Dari dua makna mengenai dua kajian objek formal dan material pada filsafat  tersebut yaitu : kedua objek filsafat ilmu tersebut menjelaskan bahwa filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya, pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang tercakup dalam bidang ontologi, epistemologi, dan axiologi dengan berbagai pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para ahli.
Contohnya : Persoalan-persoalan umum (implikasi dari obyek material dan obyek formal) yang ditemukan dalam bidang ilmu antara lain sebagai berikut:
·         Sejauh mana batas-batas atau ruang lingkup yang menjadi wewenang masing-masing ilmu khusus itu?
·         Dari mana ilmu khusus itu dimulai dan sampai mana harus berhenti?
·         Dimanakah sesungguhnya tempat-tempat ilmu khusus dalam realitas yang melingkupinya?
·         Metode-metode yang dipakai ilmu tersebut berlakunya sampai dimana?
·         Apakah persoalan kawalitas (hubungan sebab-akibat yang berlaku dalam ilmu kedalaman juga berlaku juga bagi ilmu-ilmu sosial maupun humaniora.
è Objek Material: Tuhan
Objek Formal : Zat 
yang terdiri dari:  Sifat, Af’al / perbuatan mencipta/memelihara.
è  Objek Material: Manusia
Objek Formal : yang terdiri dari :
·         Prilaku : baik-buruk
·         Hasil Karya: budaya culture
·         Peristiwa yang dialami
·         Pengtahuan




Soal :
3.      (nilai 30)
a)    Jelaskan makna ilmu, bagaimanakah perkembangan suatu jenis pengetahuan menjadi ilmu, berikan contoh!
Jawab :
·         Pengetahuan ilmu atau ilmu (bah. Inggris Science dan Latin Scientia yang diturunkan dari kata scire), memiliki makna ganda, yaitu : mengetahui (to know), dan belajar (to learn). Sisi pertama to know menunjuk pada aspek statis ilmu, yaitu sebagai hasil, berupa pengetahuan sistematis. Sisi kedua menunjuk pada hakikat dinamis ilmu, sebagai sebuah proses (aktivitas-metodis). Sisi kedua tersebut hendak menunjukkan bahwa ilmu sebagai aktifitas pembelajaran, bukanlah sebuah aktifitas menunggu secara pasif, melainkan merupakan sebuah usaha secara aktif untuk menggali, mencari, mengejar, atau menyelidiki sampai pengetahuan itu diperoleh secara utuh, obyektif, valid, dan sistematis.
·         (Prof. Dr. Mulyadi Eko Purnomo,M.Pd dan Dr.Riswan Jaenuddin, M.Pd Pertemuan 09 September 2013)
Perkembangan suatu jenis pengetahuan menjadi ilmu: Pengetahuan à Knowlage à Ilmiah à Ilmu
Jadi perkembangan pengetahuan menjadi ilmu karena pengetahuan berkembang melalui sarana apa yang ada dalam pengetahuan yang ada pada diri manusia dan sejarah atau history pada manusia yang dijadikan ilmu oleh manusia itu sendiri.
·         Contohnya : manusia berfikir tentang pengetahuan, dari pengetahuan yang manusia inginkan manusia mencari mengenali terlebih dahulu apa yang akan ia cari tentang pengetahuan, kebenaran dari pengetahuan tersebut melalui apa yang pertama harus dilakukan, cara yang akan dilakukan, teknik dan metodenya, selanjutnya sarana yang akan membantu untuk mendapatkan pengetahuan yang yang akan manusia tersebut gunakan. Sehingga pengetahuan yang di cari kebenarannya dan didapatkan satu keseimpulan disanalah ilmu itu berada.
b)    Tidak semua pengetahuan manusia dapat dikategorikan sebagai ilmiah. Sependapatkah saudara dengan pernyataan tersebut. Berikan penjelasan !
Jawab :
Iya saya sependapat Tidak semua pengetahuan manusia dapat dikategorikan sebagai ilmiah karena kita terlebih dahulu harus mengkaji pengetahuan manusia dapat dikategorikan sebagai ilmiah atau tidaknya melalui bagaimana hakikat kebenaran pengetahuan manusia dalam kajian ilmiah. Kebenaran teori itu bisa dikaji melalui rasionalisme, empirisime / positifisme, kreatifisme. Secara lebih tuntas dapat di katakana bahwa sarana berfikir ilmiah mempunyai metode tersendiri dalam mendapatkan pengetahuan sesuai denga kebenarannya masing-masing.
Contohnya: Seandainya seseorang berkata kepada kita bahwa dia tahu bagaimana cara bermain gitar, maka seseorang yang lainnya mungkin bertanya, apakah pengetahuan anda itu merupakan ilmu? Tentu saja dengan mudah ia menjawab bahwa pengetahuan bermain gitar itu bukan ilmu, melainkan seni. Kemeny (1959:10) berkata : sering kita melakukan rasionalisasi untuk membela kekurangan kita, atau bahkan konpensasi dengan kata-kata yang muluk untuk menutupi ketidak tahuan.


Soal :
4.    Dalam pembentukan suatu argumen atau hasil pemikiran/penalaran yang logis diperlukan logika berfikir, baik deduktif maupun induktif. Jelaskan dan berikan contoh penggunaan logika dalam berfikir tersebut. (nilai 20)
Jawab :
Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.

Contoh pernyataan yang bersifat induktif : semua binatang mempunyai mata dan semua manusia mempunyai mata, dapat ditarik kesimpulan bahwa semua makhluk mempunyai mata.

sedangkan deduktif kesimpulan didapat dari hal yang bersifat umum menjadi khusus yang bersifat individual.
Contoh pernyataan yang bersifat deduktif:
Semua makhluk mempunyai mata (premis mayor)
Si Polan adalah seorang makhluk (premis minor)
Jadi Si Polan mempunyai mata.

Kesimpulan yang diambil bahwa Si Polan mempunyai mata adalah sah menurut penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua premis yang mendukungnya. Pernyataan apakah kesimpulan itu benar maka dapat dipastikan bahwa kesimpulan itu salah, meskipun kedua premisnya benar, sekiranya cara penarikan kesimpulan adalah tidak sah dengan demikian maka ketepatan penarikan kesimpulan tergantung dari tiga hal yakni kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor dan keabsahan mengambil kesimpulan (Suryasumantri, 1990:49).